Sabtu, 13 Agustus 2016

PERJALANAN ETNIK (WE are D'ETNIC) KE PINOGU BAGIAN 1.

PEMBENTUKAN DAN RENCANA PERJALANAN ETNIK

Kami etnik. Mulanya kami hanya terdiri dari individu-individu yang memiliki perbedaan pandangan dengan tujuan hidup masing-masing. Namun dari sekian banyak perbedaan kami memiliki satu kesamaan, yakni cinta sejarah. Ketika kami duduk bersama, maka akan segera tergelar tanpa komando sebuah diskusi tentang sejarah. Entah sejarah masing-masing daerah asal kami, sejarah perjalanan bangsa tercinta, sejarah penyebaran agama di Indonesia, dan di seluruh pelosok dunia. Kami pecinta sejarah.
Etnik beranggotakan Sembilan orang, terdiri dari: sahabat Rifki Abasi, sahabat Mohamad Rifki Tegila, sahabat Muas Sidik Fajri Isa, sahabat Mohamad Munif Paputungan, sahabat Harvey Tangahu, sahabat Dahnan Simbala, sahabat Sofyan Enjemani, sahabiah Ratna Djafar, dan sahabiah Mirdayani Pauweni. Sekilas data kami, disajikan dalam tabel berikut.
No
Nama
Umur
Asal
1.
Rifkyanto Abasi (Iki)
21
Gorontalo
2
Mohamad Rifki Tegila (Ki)
21
Bolaang mongondow Utara
3
Muas Sidik Fajri Isa (Muas)
20
Gorontalo – Marisa
4
Mohamad Munif Bimantoro Paputungan (Ozie)
21
Bolaang mongondow Induk – Sangtombolang
5
Harvey Tangahu
22
Gorontalo-Pinogu
6
Dahnan Simbala (Opo)
 22
Lolak – Labuan uki
7
Sofyan Enjemani (Fian)
 22
Bolaang mongondow Utara
8
Ratna Djafar (Na)
 21
Gorontalo – Patilanggio
9
Mirdayani Pauweni (Tata)
31
Gorontalo – Batudaa

Etnik terbentuk dalam rentang waktu 7-11 Februari 2016. Secara resmi kami bertemu pada Jumat 12 Februari 2016 untuk membicarakan langkah awal kami sebagai tim, yakni: Ekspedisi Pinogu.
Sahabat Harvey Tangahu sebagai pribumi Pinogu mendapat tugas untuk memandu perjalanan kami. Dalam diskusi singkat sahabat Harvey merinci keadaan yang harus di tempuh etnik. PNPM MPd Gorontalo (2014) dalam suatu blog: “Letak Pinogu sekitar 45 kilometer dari Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, yang menjadi satu-satunya pintu masuk menuju Pinogu”. Dalam Kompas.com (2011) dituliskan bahwa letak pinogu sebenarnya tidak terlalu jauh, yakni hanya sekitar 30 kilometer dari Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, yang menjadi satu-satunya pintu masuk menuju Pinogu. Ada tiga cara menuju Pinogu, yakni lewat udara dengan helikopter, berjalan kaki menembus hutan dan melewati lereng gunung, atau naik ojek dengan ongkos sekali jalan Rp. 500.000 (pada saat ini ongkos ojek telah berkurang setengah dari kutipan ini, yakni Rp. 250.000).
Dalam keadaan yang serba pas-pasan, maka tak ada alasan bagi tim untuk memilih cara menuju Pinogu. Keputusannya kami akan menempuh perjalanan dengan berjalan kaki menembus hutan mengikuti jalan setapak, naik turun gunung, menyeberangi beberapa sungai, dengan waktu tempuh sekitar 8 jam perjalanan (PNPM MPd Gorontalo, 2014).
Perjalanan akan kami lakukan. Namun tentunya orang tua dari sahabat Harvey Tangahu haruslah diberi kabar terlebih dahulu. Dan berikut adalah respon orang tua Harvey Tangahu yang disampaikannya melalui pesan dalam grup pasukan etnik pada Senin, 15 Februari 2016 pukul 14:39.
“Untuk ekspedisi Pinogu sudah saya infokan pada orang tua saya, dan beliau berdua berharap hari rabu kita ‘meluncur’ kesana. Mereka siap menunggu kedatangan kita. Tolong jangan cancel agenda ini. Jadi untuk delapan anggota sebentar ‘merapat’ dirumahnya tata”.
Kami pada akhirnya menetapkan keputusan bahwa “Ekspedisi Pinogu” pada Rabu 17 Februari 2016.{}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKU, RUMAH BERANTAKAN, CENDOL, ISRAEL, PALESTINA (Bagian 2)

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kalian semua selamat serta beroleh rahmat dan berkah d...