Jumat, 23 Juni 2017

AKU, RUMAH BERANTAKAN, CENDOL, ISRAEL, PALESTINA (Bagian 2)

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Semoga kalian semua selamat serta beroleh rahmat dan berkah dari Allah SWT. Amin.

Mohon dimaafkan, keputusanku untuk membagi tulisan ini dalam bentuk bagian. Karena pada masa sekarang ini, mulai banyak dari kita enggan menyemat gemar  membaca. Entah, mungkinkah karena membaca lebih miring kepada gelar "kutu"?
Ah, semoga membaca tetap akan jadi kegemaran siapa saja. Karena dari membaca saja setiap orang bisa menemukan, mengkaji hal-hal baru yang bermanfaat baginya kelak.

Mari lanjut pada tulisanku.





Pada masa sekarang ini, begitu kencang arus global menerjang hingga ke pelosok desa. Program menteri desa untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, yang dimulai dari perbaikan infra struktur, akan menambah kencang arus global menerjang masyakarakat kita, terutama di desa. Sementara, Sumber Daya Manusia (SDM) kita belum siap. JIKA PUN SIAP, budaya iri, dengki, dan sombong, warisan makhluk tertua laknatullah bersemayam di hati, siap untuk menghasut, mengendalikan pikiran dan akal sehat, membuat yang terdidik menjadi lebih rendah derajatnya dari pada yang tidak terdidik, sehingga lagi-lagi, kita dikembalikan pada kebenaran yang hakiki yang disebutkan Allah SWT, bahwa Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu.

Beriman dan berilmu. Semoga kita semua tergolong didalamnya. Amin.
Akan selalu ada pihak ketiga dalam hidup kita. Kapanpun, dimanapun.
Ibarat segitiga itu ialah bayangan yang terus mengikuti kemanapun kita berada.
Kalian pun mesti sering menemui, dalam fiktif ataupun fakta.
Kalian pernah melihatnya kan? Di dunia fiktif saat seseorang hendak mengambil keputusan atas suatu hal. Di sebelah kanan orang itu kemudian muncul dirinya dengan pakaian putih seperti peri baik, yang menghasut kepada kebaikan. Setelah orang itu mengangguk, lalu, tibalah saatnya dirinya dengan pakaian hitam, terkadang merah lengkap dengan tanduk, menghasut ke arah sebaliknya.

Di dunia nyata pun, setiap manusia mengalaminya. Siapapun itu. Mari kita berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Karena hanya Allah sebaik-baik pelindung. Berhati-hatilah, syaitan dapat berbentuk jin dan manusia. Sebelumnya aku selalu menuding syaitan itu sebagai orang lain yang jahat. Namun, setelah kembali aku menelusuri track-ku. Sungguh, aku benar-benar memiliki potensi syaitan yang sempurna. Ya Allah, lindungilah aku dari diriku, dan nafsu yang kumanjakan.

Ternyata, inilah jawaban semua pertanyaanku, sejak aku masih kecil hingga terakhir papa memukulku. SEMUA KETIDAKBEBASAN ITU ADALAH UNTUK KEPENTINGAN DIRIKU, KEAMANANKU, KESELAMATANKU. Semua, ketidakbebasan dalam bentuk larangan, hukuman. Semua tidak lain untuk kebaikanku.

Sejak saat itu, hadir dalam pikiranku keinginan untuk merubah dunia.
Namun nasehat ulama itu setiap saat datang menyambangiku. Nasehat yang bertutur kisah seseorang yang hendak merubah dunia.Setelah tiga puluh tahun berlalu, dia menyadari bahwa mustahil merubah dunia. Maka dia memutuskan untuk merubah keluarganya. Hingga tigapuluh tahun kedua berlalu, dia menyadari, dia tak bisa merubah dunia. Pada akhirnya, diakhir hayatnya, dengan penuh penyesalan, dia berkata: "Semestinya, aku merubah diriku sendiri."


Jadi aku tidak akan bisa merubah siapapun, kecuali, dimulai dari diriku seorang.


Bismillahirrahmanirrahim.
Dan lalu aku menemukan sedikit titik terang, tentang bagaimana kedudukan seorang wanita yang hendak berjuang di jalan yang baik, seperti mereka yang telah berjuang dan hanya mengharap ridha Allah.






Sungguh, ada ketakutan dalam diriku. Kenapa?
Ada sebaris kalimat yang pernah dilontarkan seorang kepadaku, bahwa: "Setinggi-tingginya wanita bersekolah, tetap dia akan kembali ke dapur."
Amat sangat berkecamuk pikiranku. Inilah hegemoni (Perang pikiran) itu. Bahwa wanita yang tidak pandai mengurus urusan rumah tidak bernilai bagi pria mana pun. Ya Allah.
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat itu:
"Tidak sempurna seorang wanita jika tidak melahirkan."
"Tidak sempurna seorang wanita jika tidak pandai memasak."
"Tidak sempurna seorang wanita jika tidak...."

Lalu, benar adakah wanita yang sempurna?
Ah, Papa. Anakmu amat sangat jauh dari kata sempurna. Ataukah sebenarnya yang mereka maksudkan adalah WANITA IDEAL??? I HAVE NO IDEA WITH THAT.

Sampai disini, aku hanya ingin memberikan yang terbaik bagi semuanya. Orang tua, keluarga, agama, bangsa, walaupun aku benar-benar tidak sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT saja. Lantas sebagai Khalik, jika Allah SWT tidak menganugrahiku kebaikan, haruskah aku menghabiskan waktu untuk meratapi dengan berbagai segala macam keluhan, dan lalu membiarkan anugrah yang lain begitu saja?
Ah, Papa. Maafkan aku anakmu yang tidak berbakti. Doaku untukmu hanya ada sebulan sekali. Kebaikan pun masih sulit aku laksanakan. Adakah engkau di alam sana sedang menanggung semua dosaku, Papaku?

Rabbigfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira...
Maafkan juga, jika sepucuk doa ini pun salah aku ketikkan.

***Bersambung***


Aku terus mengulik metode yang digunakan Papa. Metode yang baik dan bijak, walau sedikitpun aku belum lagi dianugrahi kearifan oleh Allah SWT. Tapi, mencontoh adalah awal yang baik menurutku.

Rabu, 21 Juni 2017

AKU, RUMAH BERANTAKAN, CENDOL, ISRAEL, PALESTINA (Bagian 1)

Bismillahirrahmanirrahim.

Begitu tidak terarahnya setiap tulisan dalam blog ini, seolah ia merupakan pesan terselubung bagi para pengunjungnya (itu pun jika ada), bahwa sang pemilik blog sedang dalam kekalutan.

Aku muslim, papaku seorang yang taat dalam akidahnya. Tak heran jika adikku nomor dua begitu lekat dengan sifat papaku. begitu juga adikku yang ketiga, alhamdulillah, mereka terus berusaha mendekat pada Sang Khalik. Lalu aku?

Aku anak sulung dalam keluarga. Satu-satunya anak perempuan yang feminimnya hingga saat memiliki anak 3, tidak pernah tampak. Hingga pikiranku selalu dihantui, adakah benar jika aku tak berhak atas bau surga. Sering meleleh air mataku jika membaca gambaran-gambaran neraka pada kitab suciku.
Takut? Sangat!
Lalu? Entahlah!

Saat ini aku bekerja pada salah satu Universitas di kota asalku, Gorontalo. Sebagai seorang dosen. Ah, menyebutnya aku malu. Karena memang track record-ku semasa SMA siapa yang tak tahu. Sempat aku berpikir, aku beruntung jadi dosen. Belakangan baru aku diberi sedikit jawaban oleh Allah SWT, KENAPA AKU HARUS ADA DI POSISI INI.

Sejujurnya, kehidupan pribadiku tidak semulus kebanyakan pasangan di bumi Indonesia. Aku memilih untuk ber"solo karir" dalam mengasuh kedua putriku, sedang si Abang yang sulung aku serahkan hak asuhnya pada Ayahnya. Why? ada beberapa hal yang tidak bisa aku jelaskan, dan izinkan agar ia tetap menjadi rahasiaku. Setiap orang ada privasi bukan? Insyaa Allah, tujuannya bukan untuk hal jelek. Amin.

Pertanyaan yang paling banyak dilontarkan untukku adalah: "Mirda sudah ada gantinya?" atau "Ini persoala PIL, WIL?" atau "Persoalan keuangan?"
melalui tulisan ini aku menjawab: "Keputusan ini amat sulit, setara betapa sulitnya kalian percaya. Tapi, inilah keputusan, pilihanku, yang Insyaa Allah, akan membawa kami berdua ke tempat yang lebih baik, dari pada saat kami bersama."
(Aku tidak ingin siapapun mengikuti langkahku, TIDAK!!! Mohonlah kepada Allah agar dilindungi kalian dari apa yang telah terjadi pada kehidupanku. )
Kalian tidak akan paham jika tidak ditempatku beserta karakterku.

Sudah, cukup untuk kehidupan pribadiku. Mari aku lanjutkan.

Kemarin aku berusaha membuat hidangan buka puasa. Es cendol durian. Hasilnya? (Gagal total). Maklum, hanya berbekal penjelasan dari mama, dan kemampuan mengira dalam memasak. Karena merasa gagal, aku berusaha mencari di internet cara membuat es cendol yang enak. Lalu, entah karena apa, aku tiba-tiba kepikiran kurma, makanan Nabi. Kurma yang aku makan kemarin itu di impor dari TUNISIA. Bingung, Tunisia itu dimana? Iseng aku membuka tab baru pada chrome androidku, dan menemukan, Allah... TUNISIA adalah bagian Afrika paling atas kalau di peta, dan di seberang lautannya ada ITALIA. Awalnya aku berpikir hasil gambar-gambar yang ada di chrome adalah ITALI (sesuai file otakku yang ku peroleh dari film), dan aku bisa melihat peta EGYPT saat itu. Jadi EGYPT itu di benua AFRIKA? Aku kemana saja selama ini Ya Allah.

Dan lalu, aku melihat gambar lain. Pikiranku, aku berusaha tenang, tapi sejujurnya, sangat mengganggu hatiku. Ada sebuah gambar peta yang memuat pertanyaan: WHERE IS PALESTIN?
di gambar Peta itu semua wilayah telah menjadi milik ISRAEL, dan perbatasan PALESTINA yang jelas, tak ada lagi. Aku sedih. Disini aku mengurusi cendol, di luar sana, goncangan demi goncangan terjadi.

AKU, RUMAH BERANTAKAN, DAPUR, CENDOL, LEBARAN TANPA KUE, MINUMAN.
di luar sana,
Banyak orang yang bertikai hanya untuk ketenangan yang aku miliki, dan aku tidak menyadari, sedikitpun tidak, bahwa nikmat itu ada padaku.

di luar sana,
ada anak yang menangis karena tidak bisa sekolah, dan aku disini mengeluhkan cendol.

di luar sana,
banyak orang tua yang kehilangan anak, dan aku mengeluhkan rumah yang berantakan karena gelak tawa anak.

Terlalu banyak bercermin pada kehidupan orang lain, hingga diri sendiri nyaris tidak menyadari tersedia cermin besar disini.

Tunggu!!! Sebentar saja!
Semua pikiran datang satu per satu, tumpang tindih, berebutan ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan. Aku harus memilih. Maaf.

Oh, mari ku ceritakan sedikit tentang papa.
Papa Alm. ALEX PAUWENI, amat terkenal dari kampungnya, Desa Tualango, Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Papa itu... menurutku, seorang preman, anak yang berbakti, kakak yang penuh tanggung jawab, dan teman yang peduli.
Adalah Om Uma, seorang pamanku, anak dari salah seorang adiknya nenek, otomatis menjadi sepupu papa. Saat duduk di SMP, Om Uma ketahuan papa, bolos sekolah. Papa termasuk orang yang amat menghargai pendidikan. Papa ingin semua keluarganya mengenyam bangku pendidikan. Nah, Om Uma ketahuan bolos. Papa marah besar. Dari kota, papa mengendarai motor vespa kesayangannya ke Desa Tualango.
Ah, pokoknya, kejadiannya layak sensor. Om Uma kena bogem papa, sampai rumah papan bolong, terus Om Uma jatuh ke bawah rumah panggung itu. Sudah begitu masih disuruh naik juga, untuk bogem susulan.

Pesan papa itu pokoknya, anak-anak mesti sekolah.
Om Uma sering bilang sama aku: "Coba kalau Om Uma dengar sama papa li nou (panggilan anak perempuan), pasti tidak jadi tukang bangunan."
Aku bilang: "Om, Yusrin saja yang dikuliahkan sampai selesai. Kakaknya kan sudah tidak mau, sudah nikah juga."

Alhamdulillah... Yusrin Aswadi anak bungsu Om Uma, bergelar S.Pd sekarang.

Nah, sekarang giliran Rahmat Aswadi menuju S.Pd.
Siapa dia?
Dia akrab dipanggil Onu. Ini Sepupunya Yusrin, anaknya Pa Sisa Iwan, adik Om Uma. Insyaa Allah kalau Onu berjuang dengan baik, dia pun akan bergelar S.Pd tahun depan.
Semalam Onu datang berkunjung di rumah. Aku bercerita panjang lebar, dan seperti biasa, dia hanya berkomentar satu-satu, senyum satu-satu, tertawa juga satu-satu.
Pada akhirnya Onu bercerita soal temannya (Entah temannya, atau... seseorang. Saya berusaha mendengarkan dengan baik).

"Tata." (Panggilan kakak perempuan Gorontalo). "Ada teman saya, dia ingin sekali sekolah SMK, Ta. Tapi orang tuanya bilang, kalau mendaftar uti (panggilan anak laki-laki Gorontalo), boleh tapi biaya PKL Papa tidak sanggup."

Aku bilang ke Onu: "Kenapa tidak mendaftar saja dulu Onu? PKL itu kelas 3, dua tahun dari sekarang. Dalam sebulan saja banyak yang terjadi, apalagi dalam dua tahun. Rezeki Allah itu tidak bisa ditebak."

Onu bilang lagi: "Tapi orang tuanya tidak mendukung Tata."

Aku bilang: "Makanya, anak itu datang sama Onu sebagai  teman. Dia sedang mencari dukungan lain untuk membangkitkan motivasi. Suruhlah dia mendaftar dulu. Urusan PKL, nanti saja. pas tiba dua tahun depan. Rezeki juga sudah diatur."

Onu: "Ya Allah, Tata. Coba lihat pikiran saya. Saya bilang sama dia: kalau sekolah putus di PKL, mending tidak usah. Ya Allah."
Aku: "Itu yang Tata maksud Onu. kita harus perbaiki cara pandang, cara berpikir. Karena ini bukan tentang kita, tapi tentang sesuatu yang lebih besar, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana."

Onu mengusap wajahnya berkali-kali.
"Berarti saya harus kasih motivasi ulang Tata."
Aku: senyum dan berharap Insyaa Allah ada jalan. Amin...

***Bersambung***















Jumat, 26 Mei 2017

EFEK YOYO

Bismillahirrahmanirrahim...
-- Mengucapkan menuliskannya, seolah segala sesuatu itu menjadi lebih jelas :) --

Ini adalah kali kelima saya memulai usaha untuk menurunkan berat badan. Setelah empat usaha sebelumnya yang berhasil turun hingga 10-20 Kg, kembali kepada kondisi semula, bahkan lebih buruk. Ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang seolah paten, juga lingkungan, baik keluarga dan teman. Kemanapun wajah ini berpaling, hanya berbagai pola makan "kesurupan" yang tampak. Dan lucunya, mereka yang memiliki pola makan ini, dengan sedikit angkuh (maaf) memberikan saran untuk saya, agar menurunkan berat badan yang berlebih. "Mirda, kamu cantik loh kalo kurus." Hm... sakitnya dimana-mana.


Saya menuliskan ini dalam info WA: "Bagaimana bisa, nilai pribadi seseorang ditetapkan dari pakaian dan bentuk. Demikian permainan yang harus aku ikuti." Tentunya dengan peraturan yang aku tetapkan sendiri.

Hari ini, jika anda mengetikkan kata "diet yang baik" pada pencarian google, pasti anda akan menemukan banyaknya blog yang menyajikan metode diet, yang dianggap baik. Tapi, saya menyarankan, kenalilah terlebih dahulu diri anda, karena kunci segala sesuatu bukan terletak pada metode, melainkan pada diri sendiri.

Mengapa demikian?
Karena: apapun metode yang kita lakukan, Tubuh kita membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi baru (homeostatis). Sumber menyarankan penyesuaian dilakukan selama 6 bulan.

Lebih cepat dapat dilakukan dalam 21 hari, tapi intinya terletak bukan pada tujuan melainkan pada pola pikir atau self esteem (penghargaan diri).

Dengan kata lain, apapun metode yang kita (saya, anda) lakukan, semestinya tidak untuk memerangi atau menjelekkan diri sendiri. Bukankah kita akan selalu menjauhi teman yang mengatakan hal buruk tentang diri kita? Dan lalu, kita sendiri yang melakukan pada diri sendiri.

Efek Yoyo pada hakikatnya datang dari hal ini. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri (self esteem).


Nah, saat ini saya sedang mengembangkan penghargaan pada diri sendiri. Benar adanya, selama ini saya hanya melakukan usaha menurunkan berat badan demi untuk berpenampilan seperti orang lain. Apapun caranya saya tidak peduli asal bisa tampil memukau.

Sekali lagi, bismillah.
Semoga saya dan anda yang sedang menghadapi masalah yang sama bisa menemukan sumber masalah utama, sebelum mencoba berbagai metode diet dan latihan.

Sampai berjumpa dalam kondisi yang lebih baik Insyaa Allah.


Senin, 08 Mei 2017

BERPIKIR POSITIF

Assalamualaikum...

"Tiada sesuatu yang sia-sia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini."

Hingga detik ini, masih mengajarkan pada diri sendiri, bagaimana cara untuk melihat dari berbagai sudut pandang, meninggalkan perdebatan, dan melayani masyarakat dengan keterampilan keilmuan.

Itu rasanya seperti mengangkat 100 Kg beban di awal-awal latihan. So impossible, tapi... baby step, mengantarkan seorang bayi pada langkah cepatnya yang mulai terlatih.

Bismillah.

Buat kawan-kawan yang senasib-seperjuangan, dimanapun anda berada. Mari sama kita yakini, ada kekuatan besar yang mengendalikan semua kejadian semesta, termasuk kita juga.

Tiada yang boleh memastikan, kelak apa yang akan menanti di depan sana. Meminjam kata sobatnya Ernest dalam Cek Toko Sebelah (2016) "Hari ini kita meminjam satu hari dari masa depan", seolah membenarkan kalimat Bang Ade Rai (2012) "Menunda tidak akan membawa kita kemana-mana", dan juga Fachmy Casofa (2014) "Dunia tidak membutuhkan orang yang profesional amatir, tapi profesional profesional. Fokus, tumbuh dari dalam seperti bambu china, bila telah siap, barulah siap beraksi untuk khalayak".

Jadi, kawan-kawan, usaha dilengkapi tawakal kepada Illahi Rabbi, Insyaa Allah, kita bisa.

Salam perjuangan dari saya.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


AKU, RUMAH BERANTAKAN, CENDOL, ISRAEL, PALESTINA (Bagian 2)

Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kalian semua selamat serta beroleh rahmat dan berkah d...