Pengertian
Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Pendidikan
jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dengan
menggunakan aktivitas fisik untuk mencapai tujuan pendidikan melalui perubahan
holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta
emosional. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang memperlakukan
anak sebagai sebuah kesatuan utuh, mahluk total, tidak hanya menganggapnya
sebagai seseorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.
Mutohir, 1992 (dalam Samsudin, 2008:2)
mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang
sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan
sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan
jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan keterampilan,
kecerdasan dan perkembangan watak, serta kepribadian yang harmonis dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan Pancasila.
Bucher, 1979 (dalam Samsudin, 2008:7)
menguraikan fokus program pendidikan jasmani sekolah dasar khususnya untuk
kelas 4-6 adalah:
a)
Program
pendidikan jasmani harus memberikan kesempatan untuk memperoleh kesenangan,
belajar keterampilan baru, dan belajar berbagai cabang olahraga.
b)
Anak
juga membutuhkan latihan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
c)
Pada
tingkat usia ini hampir pasti bahwa pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat
untuk membentuk persahabatan baru.
Dalam hal ini juga ditekankan bahwa program pendidikan
jasmani memberikan kesempatan pada anak untuk “Beraksi” (show off) dan anak juga mampu menghilangkan ketegangannya.
Mahendra
(2003) turut menegaskan bahwa secara umum, manfaat pendidikan jasmani di
sekolah mencakup sebagai berikut:
1) Memenuhi
kebutuhan anak akan gerak
Pendidikan
jasmani memang merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan kebutuhan anak-anak.
Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira melalui penyaluran
hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan gerak dalam
masa-masa pertumbuhannya, kian besar kemaslahatannya bagi kualitas pertumbuhan
itu sendiri.
2) Mengenalkan anak pada lingkungan dan potensi
dirinya
Pendidikan
jasmani adalah waktu untuk ‘berbuat’. Anak-anak akan lebih memilih untuk
‘berbuat’ sesuatu daripada hanya harus melihat atau mendengarkan orang lain
ketika mereka sedang belajar. Suasana kebebasan yang ditawarkan di lapangan
atau gedung olahraga sirna karena sekian lama terkurung di antara batas-batas
ruang kelas. Keadaan ini benar-benar tidak sesuai dengan dorongan nalurinya.
Dengan
bermain dan bergerak anak benar-benar belajar tentang potensinya dan dalam
kegiatan ini anak-anak mencoba mengenali lingkungan sekitarnya. Para ahli
sepaham bahwa pengalaman ini penting untuk merangsang pertumbuhan intelektual
dan hubungan sosialnya dan bahkan perkembangan harga diri yang menjadi dasar
kepribadiannya kelak.
3) Menanamkan
dasar-dasar keterampilan yang berguna
Peranan
pendidikan jasmani di Sekolah Dasar cukup unik, karena turut mengembangkan dasar-dasar
keterampilan yang diperlukan anak untuk menguasai berbagai keterampilan dalam
kehidupan di kemudian hari. Menurut para ahli, pola pertumbuhan anak usia
sekolah hingga menjelang akil balig atau remaja disebut pola pertumbuhan
lambat. Pola ini merupakan kebalikan dari pola pertumbuhan cepat yang dialami
anak ketika mereka baru lahir hingga usia 5 tahunan. Dalam hal ini berlaku
dalil:
“….ketika
memasuki masa pertumbuhan cepat, kemampuan untuk mempelajari
keterampilan-keterampilan baru berjalan lambat. Sebaliknya, dalam masa
pertumbuhan yang lambat, kemampuan untuk mempelajari keterampilan meningkat.”
Karena
pada usia SD tingkat pertumbuhan sedang lambat-lambatnya, maka pada usia-usia
inilah kesempatan anak untuk mempelajari keterampilan gerak sedang tiba pada
masa kritisnya. Konsekuensinya, keterlantaran pembinaan pada masa ini sangat
berpengruh terhadap perkembangan anak pada masa berikutnya.
4) Menyalurkan
energi yang berlebihan
Anak
adalah mahluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi. Kelebihan energi
ini perlu disalurkan agar tidak menganggu keseimbangan perilaku dan mental
anak. Segera setelah kelebihan energi tersalurkan, anak akan memperoleh kembali
keseimbangan dirinya, karena setelah istirahat, anak akan kembali memperbaharui
dan memulihkan energinya secara optimum.
5) Merupakan
proses pendidikan secara serempak baik fisik, mental maupun emosional
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan
sumbangan yang sangat berarti terhadap pendidikan anak secara keseluruhan.
Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan jasmani adalah perkembangan yang
lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan moral. Tidak salah
jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling
tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.
Tujuan
Pendidikan Jasmani
Tujuan umum pendidikan di sekolah dasar
adalah memacu kepada pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional
dan sosial yang selaras dalam upaya membentuk dan mengembangkan kemampuan gerak
dasar, menanamkan nilai, sikap dan membiasakan hidup sehat. Selengkapnya dapat
diuraikan sebagai berikut (Syarifuddin dan Muhadi, 1992/1993:5):
a)
Memacu
perkembangan dan aktivitas sistem; peredaran darah, pencernaan, pernapasan, dan
persarafan.
b)
Memacu
pertumbuhan jasmani seperti bertambahnya tinggi, dan berat badan.
c)
Menanamkan
nilai-nilai disiplin, kerja sama, sportivitas, tenggang rasa.
d)
Meningkatkan
keterampilan melakukan kegiatan aktivitas jasmani dan memiliki sikap yang
positif terhadap pentingnya melakukan aktivitas jasmani.
e)
Meningkatkan
kesegaran jasmani.
f)
Meningkatkan
pengetahuan pendidikan jasmani.
g)
Menanamkan
kegemaran untuk melakukan aktivitas jasmani.
Bucher, 1979 (dalam Samsudin, 2008:7)
mengemukakan tujuan pendidikan jasmani di sekolah dasar:
a)
Anak
harus dipandang sebagai individu dengan kebutuhan fisik, mental, emosional, dan
sosial yang berbeda.
b)
Keterampilan
gerak kognitif harus mendapat penekanan.
c)
Anak
harus meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, kelentukan, kemampuan dan
koordinasi serta harus belajar bagaimana faktor-faktor tersebut memainkan peran
dalam meningkatkan kebugaran jasmani.
d)
Pertumbuhan
sosial dalam olahraga harus menjadi bagian penting dari semua program.
Dalam KTSP (2006:46) pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut.
1)
Mengembangkan
keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan
kebugaran jasmani serta pola sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan
olahraga yang terpilih.
2)
Meningkatkan
pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.
3)
Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
4)
Meletakkan
landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-nilai yang
terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
5)
Mengembangkan
sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri,
dan demokratis.
6)
Mengembangkan
keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
7)
Memahami
konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai
informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar