Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Semoga kalian semua selamat serta beroleh rahmat dan berkah dari Allah SWT. Amin.
Mohon dimaafkan, keputusanku untuk membagi tulisan ini dalam bentuk bagian. Karena pada masa sekarang ini, mulai banyak dari kita enggan menyemat gemar membaca. Entah, mungkinkah karena membaca lebih miring kepada gelar "kutu"?
Ah, semoga membaca tetap akan jadi kegemaran siapa saja. Karena dari membaca saja setiap orang bisa menemukan, mengkaji hal-hal baru yang bermanfaat baginya kelak.
Mari lanjut pada tulisanku.
Pada masa sekarang ini, begitu kencang arus global menerjang hingga ke pelosok desa. Program menteri desa untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa, yang dimulai dari perbaikan infra struktur, akan menambah kencang arus global menerjang masyakarakat kita, terutama di desa. Sementara, Sumber Daya Manusia (SDM) kita belum siap. JIKA PUN SIAP, budaya iri, dengki, dan sombong, warisan makhluk tertua laknatullah bersemayam di hati, siap untuk menghasut, mengendalikan pikiran dan akal sehat, membuat yang terdidik menjadi lebih rendah derajatnya dari pada yang tidak terdidik, sehingga lagi-lagi, kita dikembalikan pada kebenaran yang hakiki yang disebutkan Allah SWT, bahwa Allah meninggikan derajat orang yang beriman dan berilmu.
Beriman dan berilmu. Semoga kita semua tergolong didalamnya. Amin.
Akan selalu ada pihak ketiga dalam hidup kita. Kapanpun, dimanapun.
Ibarat segitiga itu ialah bayangan yang terus mengikuti kemanapun kita berada.
Kalian pun mesti sering menemui, dalam fiktif ataupun fakta.
Kalian pernah melihatnya kan? Di dunia fiktif saat seseorang hendak mengambil keputusan atas suatu hal. Di sebelah kanan orang itu kemudian muncul dirinya dengan pakaian putih seperti peri baik, yang menghasut kepada kebaikan. Setelah orang itu mengangguk, lalu, tibalah saatnya dirinya dengan pakaian hitam, terkadang merah lengkap dengan tanduk, menghasut ke arah sebaliknya.
Di dunia nyata pun, setiap manusia mengalaminya. Siapapun itu. Mari kita berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Karena hanya Allah sebaik-baik pelindung. Berhati-hatilah, syaitan dapat berbentuk jin dan manusia. Sebelumnya aku selalu menuding syaitan itu sebagai orang lain yang jahat. Namun, setelah kembali aku menelusuri track-ku. Sungguh, aku benar-benar memiliki potensi syaitan yang sempurna. Ya Allah, lindungilah aku dari diriku, dan nafsu yang kumanjakan.
Ternyata, inilah jawaban semua pertanyaanku, sejak aku masih kecil hingga terakhir papa memukulku. SEMUA KETIDAKBEBASAN ITU ADALAH UNTUK KEPENTINGAN DIRIKU, KEAMANANKU, KESELAMATANKU. Semua, ketidakbebasan dalam bentuk larangan, hukuman. Semua tidak lain untuk kebaikanku.
Sejak saat itu, hadir dalam pikiranku keinginan untuk merubah dunia.
Namun nasehat ulama itu setiap saat datang menyambangiku. Nasehat yang bertutur kisah seseorang yang hendak merubah dunia.Setelah tiga puluh tahun berlalu, dia menyadari bahwa mustahil merubah dunia. Maka dia memutuskan untuk merubah keluarganya. Hingga tigapuluh tahun kedua berlalu, dia menyadari, dia tak bisa merubah dunia. Pada akhirnya, diakhir hayatnya, dengan penuh penyesalan, dia berkata: "Semestinya, aku merubah diriku sendiri."
Jadi aku tidak akan bisa merubah siapapun, kecuali, dimulai dari diriku seorang.
Bismillahirrahmanirrahim.
Dan lalu aku menemukan sedikit titik terang, tentang bagaimana kedudukan seorang wanita yang hendak berjuang di jalan yang baik, seperti mereka yang telah berjuang dan hanya mengharap ridha Allah.
Sungguh, ada ketakutan dalam diriku. Kenapa?
Ada sebaris kalimat yang pernah dilontarkan seorang kepadaku, bahwa: "Setinggi-tingginya wanita bersekolah, tetap dia akan kembali ke dapur."
Amat sangat berkecamuk pikiranku. Inilah hegemoni (Perang pikiran) itu. Bahwa wanita yang tidak pandai mengurus urusan rumah tidak bernilai bagi pria mana pun. Ya Allah.
Dan masih banyak lagi kalimat-kalimat itu:
"Tidak sempurna seorang wanita jika tidak melahirkan."
"Tidak sempurna seorang wanita jika tidak pandai memasak."
"Tidak sempurna seorang wanita jika tidak...."
Lalu, benar adakah wanita yang sempurna?
Ah, Papa. Anakmu amat sangat jauh dari kata sempurna. Ataukah sebenarnya yang mereka maksudkan adalah WANITA IDEAL??? I HAVE NO IDEA WITH THAT.
Sampai disini, aku hanya ingin memberikan yang terbaik bagi semuanya. Orang tua, keluarga, agama, bangsa, walaupun aku benar-benar tidak sempurna. Kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT saja. Lantas sebagai Khalik, jika Allah SWT tidak menganugrahiku kebaikan, haruskah aku menghabiskan waktu untuk meratapi dengan berbagai segala macam keluhan, dan lalu membiarkan anugrah yang lain begitu saja?
Ah, Papa. Maafkan aku anakmu yang tidak berbakti. Doaku untukmu hanya ada sebulan sekali. Kebaikan pun masih sulit aku laksanakan. Adakah engkau di alam sana sedang menanggung semua dosaku, Papaku?
Rabbigfirli waliwalidayya warhamhuma kamaa rabbayani saghira...
Maafkan juga, jika sepucuk doa ini pun salah aku ketikkan.
***Bersambung***
Aku terus mengulik metode yang digunakan Papa. Metode yang baik dan bijak, walau sedikitpun aku belum lagi dianugrahi kearifan oleh Allah SWT. Tapi, mencontoh adalah awal yang baik menurutku.
Mirda Pauweni
Sport Education and Arts
Jumat, 23 Juni 2017
Rabu, 21 Juni 2017
AKU, RUMAH BERANTAKAN, CENDOL, ISRAEL, PALESTINA (Bagian 1)
Bismillahirrahmanirrahim.
Begitu tidak terarahnya setiap tulisan dalam blog ini, seolah ia merupakan pesan terselubung bagi para pengunjungnya (itu pun jika ada), bahwa sang pemilik blog sedang dalam kekalutan.
Aku muslim, papaku seorang yang taat dalam akidahnya. Tak heran jika adikku nomor dua begitu lekat dengan sifat papaku. begitu juga adikku yang ketiga, alhamdulillah, mereka terus berusaha mendekat pada Sang Khalik. Lalu aku?
Aku anak sulung dalam keluarga. Satu-satunya anak perempuan yang feminimnya hingga saat memiliki anak 3, tidak pernah tampak. Hingga pikiranku selalu dihantui, adakah benar jika aku tak berhak atas bau surga. Sering meleleh air mataku jika membaca gambaran-gambaran neraka pada kitab suciku.
Takut? Sangat!
Lalu? Entahlah!
Saat ini aku bekerja pada salah satu Universitas di kota asalku, Gorontalo. Sebagai seorang dosen. Ah, menyebutnya aku malu. Karena memang track record-ku semasa SMA siapa yang tak tahu. Sempat aku berpikir, aku beruntung jadi dosen. Belakangan baru aku diberi sedikit jawaban oleh Allah SWT, KENAPA AKU HARUS ADA DI POSISI INI.
Sejujurnya, kehidupan pribadiku tidak semulus kebanyakan pasangan di bumi Indonesia. Aku memilih untuk ber"solo karir" dalam mengasuh kedua putriku, sedang si Abang yang sulung aku serahkan hak asuhnya pada Ayahnya. Why? ada beberapa hal yang tidak bisa aku jelaskan, dan izinkan agar ia tetap menjadi rahasiaku. Setiap orang ada privasi bukan? Insyaa Allah, tujuannya bukan untuk hal jelek. Amin.
Pertanyaan yang paling banyak dilontarkan untukku adalah: "Mirda sudah ada gantinya?" atau "Ini persoala PIL, WIL?" atau "Persoalan keuangan?"
melalui tulisan ini aku menjawab: "Keputusan ini amat sulit, setara betapa sulitnya kalian percaya. Tapi, inilah keputusan, pilihanku, yang Insyaa Allah, akan membawa kami berdua ke tempat yang lebih baik, dari pada saat kami bersama."
(Aku tidak ingin siapapun mengikuti langkahku, TIDAK!!! Mohonlah kepada Allah agar dilindungi kalian dari apa yang telah terjadi pada kehidupanku. )
Kalian tidak akan paham jika tidak ditempatku beserta karakterku.
Sudah, cukup untuk kehidupan pribadiku. Mari aku lanjutkan.
Kemarin aku berusaha membuat hidangan buka puasa. Es cendol durian. Hasilnya? (Gagal total). Maklum, hanya berbekal penjelasan dari mama, dan kemampuan mengira dalam memasak. Karena merasa gagal, aku berusaha mencari di internet cara membuat es cendol yang enak. Lalu, entah karena apa, aku tiba-tiba kepikiran kurma, makanan Nabi. Kurma yang aku makan kemarin itu di impor dari TUNISIA. Bingung, Tunisia itu dimana? Iseng aku membuka tab baru pada chrome androidku, dan menemukan, Allah... TUNISIA adalah bagian Afrika paling atas kalau di peta, dan di seberang lautannya ada ITALIA. Awalnya aku berpikir hasil gambar-gambar yang ada di chrome adalah ITALI (sesuai file otakku yang ku peroleh dari film), dan aku bisa melihat peta EGYPT saat itu. Jadi EGYPT itu di benua AFRIKA? Aku kemana saja selama ini Ya Allah.
Dan lalu, aku melihat gambar lain. Pikiranku, aku berusaha tenang, tapi sejujurnya, sangat mengganggu hatiku. Ada sebuah gambar peta yang memuat pertanyaan: WHERE IS PALESTIN?
di gambar Peta itu semua wilayah telah menjadi milik ISRAEL, dan perbatasan PALESTINA yang jelas, tak ada lagi. Aku sedih. Disini aku mengurusi cendol, di luar sana, goncangan demi goncangan terjadi.
AKU, RUMAH BERANTAKAN, DAPUR, CENDOL, LEBARAN TANPA KUE, MINUMAN.
di luar sana,
Banyak orang yang bertikai hanya untuk ketenangan yang aku miliki, dan aku tidak menyadari, sedikitpun tidak, bahwa nikmat itu ada padaku.
di luar sana,
ada anak yang menangis karena tidak bisa sekolah, dan aku disini mengeluhkan cendol.
di luar sana,
banyak orang tua yang kehilangan anak, dan aku mengeluhkan rumah yang berantakan karena gelak tawa anak.
Terlalu banyak bercermin pada kehidupan orang lain, hingga diri sendiri nyaris tidak menyadari tersedia cermin besar disini.
Tunggu!!! Sebentar saja!
Semua pikiran datang satu per satu, tumpang tindih, berebutan ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan. Aku harus memilih. Maaf.
Oh, mari ku ceritakan sedikit tentang papa.
Papa Alm. ALEX PAUWENI, amat terkenal dari kampungnya, Desa Tualango, Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Papa itu... menurutku, seorang preman, anak yang berbakti, kakak yang penuh tanggung jawab, dan teman yang peduli.
Adalah Om Uma, seorang pamanku, anak dari salah seorang adiknya nenek, otomatis menjadi sepupu papa. Saat duduk di SMP, Om Uma ketahuan papa, bolos sekolah. Papa termasuk orang yang amat menghargai pendidikan. Papa ingin semua keluarganya mengenyam bangku pendidikan. Nah, Om Uma ketahuan bolos. Papa marah besar. Dari kota, papa mengendarai motor vespa kesayangannya ke Desa Tualango.
Ah, pokoknya, kejadiannya layak sensor. Om Uma kena bogem papa, sampai rumah papan bolong, terus Om Uma jatuh ke bawah rumah panggung itu. Sudah begitu masih disuruh naik juga, untuk bogem susulan.
Pesan papa itu pokoknya, anak-anak mesti sekolah.
Om Uma sering bilang sama aku: "Coba kalau Om Uma dengar sama papa li nou (panggilan anak perempuan), pasti tidak jadi tukang bangunan."
Aku bilang: "Om, Yusrin saja yang dikuliahkan sampai selesai. Kakaknya kan sudah tidak mau, sudah nikah juga."
Alhamdulillah... Yusrin Aswadi anak bungsu Om Uma, bergelar S.Pd sekarang.
Nah, sekarang giliran Rahmat Aswadi menuju S.Pd.
Siapa dia?
Dia akrab dipanggil Onu. Ini Sepupunya Yusrin, anaknya Pa Sisa Iwan, adik Om Uma. Insyaa Allah kalau Onu berjuang dengan baik, dia pun akan bergelar S.Pd tahun depan.
Semalam Onu datang berkunjung di rumah. Aku bercerita panjang lebar, dan seperti biasa, dia hanya berkomentar satu-satu, senyum satu-satu, tertawa juga satu-satu.
Pada akhirnya Onu bercerita soal temannya (Entah temannya, atau... seseorang. Saya berusaha mendengarkan dengan baik).
"Tata." (Panggilan kakak perempuan Gorontalo). "Ada teman saya, dia ingin sekali sekolah SMK, Ta. Tapi orang tuanya bilang, kalau mendaftar uti (panggilan anak laki-laki Gorontalo), boleh tapi biaya PKL Papa tidak sanggup."
Aku bilang ke Onu: "Kenapa tidak mendaftar saja dulu Onu? PKL itu kelas 3, dua tahun dari sekarang. Dalam sebulan saja banyak yang terjadi, apalagi dalam dua tahun. Rezeki Allah itu tidak bisa ditebak."
Onu bilang lagi: "Tapi orang tuanya tidak mendukung Tata."
Aku bilang: "Makanya, anak itu datang sama Onu sebagai teman. Dia sedang mencari dukungan lain untuk membangkitkan motivasi. Suruhlah dia mendaftar dulu. Urusan PKL, nanti saja. pas tiba dua tahun depan. Rezeki juga sudah diatur."
Onu: "Ya Allah, Tata. Coba lihat pikiran saya. Saya bilang sama dia: kalau sekolah putus di PKL, mending tidak usah. Ya Allah."
Aku: "Itu yang Tata maksud Onu. kita harus perbaiki cara pandang, cara berpikir. Karena ini bukan tentang kita, tapi tentang sesuatu yang lebih besar, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana."
Onu mengusap wajahnya berkali-kali.
"Berarti saya harus kasih motivasi ulang Tata."
Aku: senyum dan berharap Insyaa Allah ada jalan. Amin...
***Bersambung***
Begitu tidak terarahnya setiap tulisan dalam blog ini, seolah ia merupakan pesan terselubung bagi para pengunjungnya (itu pun jika ada), bahwa sang pemilik blog sedang dalam kekalutan.
Aku muslim, papaku seorang yang taat dalam akidahnya. Tak heran jika adikku nomor dua begitu lekat dengan sifat papaku. begitu juga adikku yang ketiga, alhamdulillah, mereka terus berusaha mendekat pada Sang Khalik. Lalu aku?
Aku anak sulung dalam keluarga. Satu-satunya anak perempuan yang feminimnya hingga saat memiliki anak 3, tidak pernah tampak. Hingga pikiranku selalu dihantui, adakah benar jika aku tak berhak atas bau surga. Sering meleleh air mataku jika membaca gambaran-gambaran neraka pada kitab suciku.
Takut? Sangat!
Lalu? Entahlah!
Saat ini aku bekerja pada salah satu Universitas di kota asalku, Gorontalo. Sebagai seorang dosen. Ah, menyebutnya aku malu. Karena memang track record-ku semasa SMA siapa yang tak tahu. Sempat aku berpikir, aku beruntung jadi dosen. Belakangan baru aku diberi sedikit jawaban oleh Allah SWT, KENAPA AKU HARUS ADA DI POSISI INI.
Sejujurnya, kehidupan pribadiku tidak semulus kebanyakan pasangan di bumi Indonesia. Aku memilih untuk ber"solo karir" dalam mengasuh kedua putriku, sedang si Abang yang sulung aku serahkan hak asuhnya pada Ayahnya. Why? ada beberapa hal yang tidak bisa aku jelaskan, dan izinkan agar ia tetap menjadi rahasiaku. Setiap orang ada privasi bukan? Insyaa Allah, tujuannya bukan untuk hal jelek. Amin.
Pertanyaan yang paling banyak dilontarkan untukku adalah: "Mirda sudah ada gantinya?" atau "Ini persoala PIL, WIL?" atau "Persoalan keuangan?"
melalui tulisan ini aku menjawab: "Keputusan ini amat sulit, setara betapa sulitnya kalian percaya. Tapi, inilah keputusan, pilihanku, yang Insyaa Allah, akan membawa kami berdua ke tempat yang lebih baik, dari pada saat kami bersama."
(Aku tidak ingin siapapun mengikuti langkahku, TIDAK!!! Mohonlah kepada Allah agar dilindungi kalian dari apa yang telah terjadi pada kehidupanku. )
Kalian tidak akan paham jika tidak ditempatku beserta karakterku.
Sudah, cukup untuk kehidupan pribadiku. Mari aku lanjutkan.
Kemarin aku berusaha membuat hidangan buka puasa. Es cendol durian. Hasilnya? (Gagal total). Maklum, hanya berbekal penjelasan dari mama, dan kemampuan mengira dalam memasak. Karena merasa gagal, aku berusaha mencari di internet cara membuat es cendol yang enak. Lalu, entah karena apa, aku tiba-tiba kepikiran kurma, makanan Nabi. Kurma yang aku makan kemarin itu di impor dari TUNISIA. Bingung, Tunisia itu dimana? Iseng aku membuka tab baru pada chrome androidku, dan menemukan, Allah... TUNISIA adalah bagian Afrika paling atas kalau di peta, dan di seberang lautannya ada ITALIA. Awalnya aku berpikir hasil gambar-gambar yang ada di chrome adalah ITALI (sesuai file otakku yang ku peroleh dari film), dan aku bisa melihat peta EGYPT saat itu. Jadi EGYPT itu di benua AFRIKA? Aku kemana saja selama ini Ya Allah.
Dan lalu, aku melihat gambar lain. Pikiranku, aku berusaha tenang, tapi sejujurnya, sangat mengganggu hatiku. Ada sebuah gambar peta yang memuat pertanyaan: WHERE IS PALESTIN?
di gambar Peta itu semua wilayah telah menjadi milik ISRAEL, dan perbatasan PALESTINA yang jelas, tak ada lagi. Aku sedih. Disini aku mengurusi cendol, di luar sana, goncangan demi goncangan terjadi.
AKU, RUMAH BERANTAKAN, DAPUR, CENDOL, LEBARAN TANPA KUE, MINUMAN.
di luar sana,
Banyak orang yang bertikai hanya untuk ketenangan yang aku miliki, dan aku tidak menyadari, sedikitpun tidak, bahwa nikmat itu ada padaku.
di luar sana,
ada anak yang menangis karena tidak bisa sekolah, dan aku disini mengeluhkan cendol.
di luar sana,
banyak orang tua yang kehilangan anak, dan aku mengeluhkan rumah yang berantakan karena gelak tawa anak.
Terlalu banyak bercermin pada kehidupan orang lain, hingga diri sendiri nyaris tidak menyadari tersedia cermin besar disini.
Tunggu!!! Sebentar saja!
Semua pikiran datang satu per satu, tumpang tindih, berebutan ingin dikeluarkan dalam bentuk tulisan. Aku harus memilih. Maaf.
Oh, mari ku ceritakan sedikit tentang papa.
Papa Alm. ALEX PAUWENI, amat terkenal dari kampungnya, Desa Tualango, Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo. Papa itu... menurutku, seorang preman, anak yang berbakti, kakak yang penuh tanggung jawab, dan teman yang peduli.
Adalah Om Uma, seorang pamanku, anak dari salah seorang adiknya nenek, otomatis menjadi sepupu papa. Saat duduk di SMP, Om Uma ketahuan papa, bolos sekolah. Papa termasuk orang yang amat menghargai pendidikan. Papa ingin semua keluarganya mengenyam bangku pendidikan. Nah, Om Uma ketahuan bolos. Papa marah besar. Dari kota, papa mengendarai motor vespa kesayangannya ke Desa Tualango.
Ah, pokoknya, kejadiannya layak sensor. Om Uma kena bogem papa, sampai rumah papan bolong, terus Om Uma jatuh ke bawah rumah panggung itu. Sudah begitu masih disuruh naik juga, untuk bogem susulan.
Pesan papa itu pokoknya, anak-anak mesti sekolah.
Om Uma sering bilang sama aku: "Coba kalau Om Uma dengar sama papa li nou (panggilan anak perempuan), pasti tidak jadi tukang bangunan."
Aku bilang: "Om, Yusrin saja yang dikuliahkan sampai selesai. Kakaknya kan sudah tidak mau, sudah nikah juga."
Alhamdulillah... Yusrin Aswadi anak bungsu Om Uma, bergelar S.Pd sekarang.
Nah, sekarang giliran Rahmat Aswadi menuju S.Pd.
Siapa dia?
Dia akrab dipanggil Onu. Ini Sepupunya Yusrin, anaknya Pa Sisa Iwan, adik Om Uma. Insyaa Allah kalau Onu berjuang dengan baik, dia pun akan bergelar S.Pd tahun depan.
Semalam Onu datang berkunjung di rumah. Aku bercerita panjang lebar, dan seperti biasa, dia hanya berkomentar satu-satu, senyum satu-satu, tertawa juga satu-satu.
Pada akhirnya Onu bercerita soal temannya (Entah temannya, atau... seseorang. Saya berusaha mendengarkan dengan baik).
"Tata." (Panggilan kakak perempuan Gorontalo). "Ada teman saya, dia ingin sekali sekolah SMK, Ta. Tapi orang tuanya bilang, kalau mendaftar uti (panggilan anak laki-laki Gorontalo), boleh tapi biaya PKL Papa tidak sanggup."
Aku bilang ke Onu: "Kenapa tidak mendaftar saja dulu Onu? PKL itu kelas 3, dua tahun dari sekarang. Dalam sebulan saja banyak yang terjadi, apalagi dalam dua tahun. Rezeki Allah itu tidak bisa ditebak."
Onu bilang lagi: "Tapi orang tuanya tidak mendukung Tata."
Aku bilang: "Makanya, anak itu datang sama Onu sebagai teman. Dia sedang mencari dukungan lain untuk membangkitkan motivasi. Suruhlah dia mendaftar dulu. Urusan PKL, nanti saja. pas tiba dua tahun depan. Rezeki juga sudah diatur."
Onu: "Ya Allah, Tata. Coba lihat pikiran saya. Saya bilang sama dia: kalau sekolah putus di PKL, mending tidak usah. Ya Allah."
Aku: "Itu yang Tata maksud Onu. kita harus perbaiki cara pandang, cara berpikir. Karena ini bukan tentang kita, tapi tentang sesuatu yang lebih besar, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Bijaksana."
Onu mengusap wajahnya berkali-kali.
"Berarti saya harus kasih motivasi ulang Tata."
Aku: senyum dan berharap Insyaa Allah ada jalan. Amin...
***Bersambung***
Jumat, 26 Mei 2017
EFEK YOYO
Bismillahirrahmanirrahim...
-- Mengucapkan menuliskannya, seolah segala sesuatu itu menjadi lebih jelas :) --
Ini adalah kali kelima saya memulai usaha untuk menurunkan berat badan. Setelah empat usaha sebelumnya yang berhasil turun hingga 10-20 Kg, kembali kepada kondisi semula, bahkan lebih buruk. Ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang seolah paten, juga lingkungan, baik keluarga dan teman. Kemanapun wajah ini berpaling, hanya berbagai pola makan "kesurupan" yang tampak. Dan lucunya, mereka yang memiliki pola makan ini, dengan sedikit angkuh (maaf) memberikan saran untuk saya, agar menurunkan berat badan yang berlebih. "Mirda, kamu cantik loh kalo kurus." Hm... sakitnya dimana-mana.
Saya menuliskan ini dalam info WA: "Bagaimana bisa, nilai pribadi seseorang ditetapkan dari pakaian dan bentuk. Demikian permainan yang harus aku ikuti." Tentunya dengan peraturan yang aku tetapkan sendiri.
Hari ini, jika anda mengetikkan kata "diet yang baik" pada pencarian google, pasti anda akan menemukan banyaknya blog yang menyajikan metode diet, yang dianggap baik. Tapi, saya menyarankan, kenalilah terlebih dahulu diri anda, karena kunci segala sesuatu bukan terletak pada metode, melainkan pada diri sendiri.
Mengapa demikian?
Karena: apapun metode yang kita lakukan, Tubuh kita membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi baru (homeostatis). Sumber menyarankan penyesuaian dilakukan selama 6 bulan.
Lebih cepat dapat dilakukan dalam 21 hari, tapi intinya terletak bukan pada tujuan melainkan pada pola pikir atau self esteem (penghargaan diri).
Dengan kata lain, apapun metode yang kita (saya, anda) lakukan, semestinya tidak untuk memerangi atau menjelekkan diri sendiri. Bukankah kita akan selalu menjauhi teman yang mengatakan hal buruk tentang diri kita? Dan lalu, kita sendiri yang melakukan pada diri sendiri.
Efek Yoyo pada hakikatnya datang dari hal ini. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri (self esteem).
Nah, saat ini saya sedang mengembangkan penghargaan pada diri sendiri. Benar adanya, selama ini saya hanya melakukan usaha menurunkan berat badan demi untuk berpenampilan seperti orang lain. Apapun caranya saya tidak peduli asal bisa tampil memukau.
Sekali lagi, bismillah.
Semoga saya dan anda yang sedang menghadapi masalah yang sama bisa menemukan sumber masalah utama, sebelum mencoba berbagai metode diet dan latihan.
Sampai berjumpa dalam kondisi yang lebih baik Insyaa Allah.
-- Mengucapkan menuliskannya, seolah segala sesuatu itu menjadi lebih jelas :) --
Ini adalah kali kelima saya memulai usaha untuk menurunkan berat badan. Setelah empat usaha sebelumnya yang berhasil turun hingga 10-20 Kg, kembali kepada kondisi semula, bahkan lebih buruk. Ditunjang oleh kebiasaan-kebiasaan buruk yang seolah paten, juga lingkungan, baik keluarga dan teman. Kemanapun wajah ini berpaling, hanya berbagai pola makan "kesurupan" yang tampak. Dan lucunya, mereka yang memiliki pola makan ini, dengan sedikit angkuh (maaf) memberikan saran untuk saya, agar menurunkan berat badan yang berlebih. "Mirda, kamu cantik loh kalo kurus." Hm... sakitnya dimana-mana.
Saya menuliskan ini dalam info WA: "Bagaimana bisa, nilai pribadi seseorang ditetapkan dari pakaian dan bentuk. Demikian permainan yang harus aku ikuti." Tentunya dengan peraturan yang aku tetapkan sendiri.
Hari ini, jika anda mengetikkan kata "diet yang baik" pada pencarian google, pasti anda akan menemukan banyaknya blog yang menyajikan metode diet, yang dianggap baik. Tapi, saya menyarankan, kenalilah terlebih dahulu diri anda, karena kunci segala sesuatu bukan terletak pada metode, melainkan pada diri sendiri.
Mengapa demikian?
Karena: apapun metode yang kita lakukan, Tubuh kita membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan kondisi baru (homeostatis). Sumber menyarankan penyesuaian dilakukan selama 6 bulan.
Lebih cepat dapat dilakukan dalam 21 hari, tapi intinya terletak bukan pada tujuan melainkan pada pola pikir atau self esteem (penghargaan diri).
Dengan kata lain, apapun metode yang kita (saya, anda) lakukan, semestinya tidak untuk memerangi atau menjelekkan diri sendiri. Bukankah kita akan selalu menjauhi teman yang mengatakan hal buruk tentang diri kita? Dan lalu, kita sendiri yang melakukan pada diri sendiri.
Efek Yoyo pada hakikatnya datang dari hal ini. Kurangnya penghargaan pada diri sendiri (self esteem).
Nah, saat ini saya sedang mengembangkan penghargaan pada diri sendiri. Benar adanya, selama ini saya hanya melakukan usaha menurunkan berat badan demi untuk berpenampilan seperti orang lain. Apapun caranya saya tidak peduli asal bisa tampil memukau.
Sekali lagi, bismillah.
Semoga saya dan anda yang sedang menghadapi masalah yang sama bisa menemukan sumber masalah utama, sebelum mencoba berbagai metode diet dan latihan.
Sampai berjumpa dalam kondisi yang lebih baik Insyaa Allah.
Senin, 08 Mei 2017
BERPIKIR POSITIF
Assalamualaikum...
"Tiada sesuatu yang sia-sia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini."
Hingga detik ini, masih mengajarkan pada diri sendiri, bagaimana cara untuk melihat dari berbagai sudut pandang, meninggalkan perdebatan, dan melayani masyarakat dengan keterampilan keilmuan.
Itu rasanya seperti mengangkat 100 Kg beban di awal-awal latihan. So impossible, tapi... baby step, mengantarkan seorang bayi pada langkah cepatnya yang mulai terlatih.
Bismillah.
Buat kawan-kawan yang senasib-seperjuangan, dimanapun anda berada. Mari sama kita yakini, ada kekuatan besar yang mengendalikan semua kejadian semesta, termasuk kita juga.
Tiada yang boleh memastikan, kelak apa yang akan menanti di depan sana. Meminjam kata sobatnya Ernest dalam Cek Toko Sebelah (2016) "Hari ini kita meminjam satu hari dari masa depan", seolah membenarkan kalimat Bang Ade Rai (2012) "Menunda tidak akan membawa kita kemana-mana", dan juga Fachmy Casofa (2014) "Dunia tidak membutuhkan orang yang profesional amatir, tapi profesional profesional. Fokus, tumbuh dari dalam seperti bambu china, bila telah siap, barulah siap beraksi untuk khalayak".
Jadi, kawan-kawan, usaha dilengkapi tawakal kepada Illahi Rabbi, Insyaa Allah, kita bisa.
Salam perjuangan dari saya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
"Tiada sesuatu yang sia-sia diciptakan Allah SWT di muka bumi ini."
Hingga detik ini, masih mengajarkan pada diri sendiri, bagaimana cara untuk melihat dari berbagai sudut pandang, meninggalkan perdebatan, dan melayani masyarakat dengan keterampilan keilmuan.
Itu rasanya seperti mengangkat 100 Kg beban di awal-awal latihan. So impossible, tapi... baby step, mengantarkan seorang bayi pada langkah cepatnya yang mulai terlatih.
Bismillah.
Buat kawan-kawan yang senasib-seperjuangan, dimanapun anda berada. Mari sama kita yakini, ada kekuatan besar yang mengendalikan semua kejadian semesta, termasuk kita juga.
Tiada yang boleh memastikan, kelak apa yang akan menanti di depan sana. Meminjam kata sobatnya Ernest dalam Cek Toko Sebelah (2016) "Hari ini kita meminjam satu hari dari masa depan", seolah membenarkan kalimat Bang Ade Rai (2012) "Menunda tidak akan membawa kita kemana-mana", dan juga Fachmy Casofa (2014) "Dunia tidak membutuhkan orang yang profesional amatir, tapi profesional profesional. Fokus, tumbuh dari dalam seperti bambu china, bila telah siap, barulah siap beraksi untuk khalayak".
Jadi, kawan-kawan, usaha dilengkapi tawakal kepada Illahi Rabbi, Insyaa Allah, kita bisa.
Salam perjuangan dari saya.
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jumat, 19 Agustus 2016
Hari mu adalah hari ini
Assalamu alaikum, dan salam sejahtera untuk kita semua..
Impian atau dream.
Semua kita memilikinya. Ada yang hanya sekedar memiliki, ada yang hanya sekedar menyimpan, namun ada beberapa orang di dunia yang benar-benar memiliki, menyimpan, menjaga dan merawatnya.
Usia saya tahun 32 tahun. Di usia ini, saya masih memiliki banyak mimpi yang ingin saya wujudkan. Sebagian besar telah terwujud, dan sebagian lagi masih berupa daftar. Kehidupan yang tak selalu mulus membuat saya terhenti sejenak untuk meraih impian-impian itu. Lalu setelah kesadaran saya pulih, saya sadar telah banyak waktu terbuang percuma.
Suatu ketika, saya bangun di pagi hari dan berdiri di balkon. Saya perhatikan, langit masih sama, udara pagi masih sama, lembut sinar mentari pagi masih sama, saya juga masih utuh. Saya tersenyum, tapi terasa ada yang lain pagi ini. Entah apa. Pandangan saya, saya lontarkan pada pohon mangga di kintal tetangga. Pohon itu telah tumbuh menjadi pohon yang kokoh, dan berbuah di musimnya, tidak pernah tidak, dan berbuahnya tak pernah pelit. Dalam hati, ada suara yang menggaung. "Pohon itu tak pernah kemana-mana, Mirda. Dahannya juga tak selalu utuh, kadang pada waktu tertentu selalu ditebang. Jika musim buah, buahnya juga sering dilempar anak-anak yang ingin mencicipinya. Selalu setiap musim buah, dahannya ditarik oleh tangan-tangan kecil yang tertawa riang, diantara salakan anjing dari dalam kintal. Pohon itu tak mengeluh, Mirda. Jika pohon itu mengeluh, maka ia akan layu. Pohon juga punya perasaan. Tak tahukah kamu?"
Terasa mengalir sesuatu di dalam hati, cukup hangat dan bisa membuat rasa yang disebut motivasi turut mengalir pelan. Teringat sebuah buku yang ada di rak buku mungil nan ramping. Laa Tahzan (Jangan Bersedih). Saya mencoba lagi untuk meniti rangkaian kata yang ada didalamnya. Jika tidak salah, kurang lebih begini kalimatnya, "YANG LALU BIARLAH BERLALU, APAKAH ENGKAU INGIN MENGEMBALIKAN BAYI KEDALAM KANDUNGAN IBUNYA? Sungguh sangat bodoh jika harus terus meratapi hal yang telah lalu dan tidak akan kembali. HARI MU ADALAH HARI INI. Jika ingin berbuat, maka hari ini adalah saatnya, bukan kemarin, apalagi besok yang tidak jelas datangnya."
Sejak saat itu, lalu mengalir nasehat yang tak henti-hentinya. Lebih banyak nasehat itu saya temui dari buku-buku yang saya baca. "Ya Allah, berikanlah rahmat dan kemakmuran kepada penulis-penulis buku yang telah mengena kalimatnya di dalam hati ini. Lindungilah mereka, sayangilah mereka." Dan lalu, saya mulai melaksanakan beberapa nasehat, terutama nasehat dari buku CREATIVE MUSLIM yang di tulis oleh FAHMY CASOVA (Semoga tidak salah saya menulis nama beliau). "MINTALAH PENDAPAT DARI KELUARGA, dan DARI REKAN KERJA, agar dapat diketahui bagian mana saja dari kita yang dapat kita kembangkan."
Teman-teman yang sempat membaca tulisan ini. Saya belum berada di puncak manapun, saya juga masih merangkak. Tapi tak ada salahnya merangkak untuk mencapai impian kita. terus perbaiki kualitas diri, Insya Allah, selalu ada jalan (Seperti yang didendangkan dalam lagu itu).
Hari saya adalah hari ini. Hari mu juga adalah hari ini. Teman-teman, mari kita wujudkan mimpi, HARI INI. Sambil berdoa; "Ya Allah, hindarkanlah kami dari ketidakberdayaan dan kemalasan. Amin Ya Rabbal'alamin."
Demikian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat. Wassalamu alaikum dan Salam Sejahtera....
Impian atau dream.
Semua kita memilikinya. Ada yang hanya sekedar memiliki, ada yang hanya sekedar menyimpan, namun ada beberapa orang di dunia yang benar-benar memiliki, menyimpan, menjaga dan merawatnya.
Usia saya tahun 32 tahun. Di usia ini, saya masih memiliki banyak mimpi yang ingin saya wujudkan. Sebagian besar telah terwujud, dan sebagian lagi masih berupa daftar. Kehidupan yang tak selalu mulus membuat saya terhenti sejenak untuk meraih impian-impian itu. Lalu setelah kesadaran saya pulih, saya sadar telah banyak waktu terbuang percuma.
Suatu ketika, saya bangun di pagi hari dan berdiri di balkon. Saya perhatikan, langit masih sama, udara pagi masih sama, lembut sinar mentari pagi masih sama, saya juga masih utuh. Saya tersenyum, tapi terasa ada yang lain pagi ini. Entah apa. Pandangan saya, saya lontarkan pada pohon mangga di kintal tetangga. Pohon itu telah tumbuh menjadi pohon yang kokoh, dan berbuah di musimnya, tidak pernah tidak, dan berbuahnya tak pernah pelit. Dalam hati, ada suara yang menggaung. "Pohon itu tak pernah kemana-mana, Mirda. Dahannya juga tak selalu utuh, kadang pada waktu tertentu selalu ditebang. Jika musim buah, buahnya juga sering dilempar anak-anak yang ingin mencicipinya. Selalu setiap musim buah, dahannya ditarik oleh tangan-tangan kecil yang tertawa riang, diantara salakan anjing dari dalam kintal. Pohon itu tak mengeluh, Mirda. Jika pohon itu mengeluh, maka ia akan layu. Pohon juga punya perasaan. Tak tahukah kamu?"
Terasa mengalir sesuatu di dalam hati, cukup hangat dan bisa membuat rasa yang disebut motivasi turut mengalir pelan. Teringat sebuah buku yang ada di rak buku mungil nan ramping. Laa Tahzan (Jangan Bersedih). Saya mencoba lagi untuk meniti rangkaian kata yang ada didalamnya. Jika tidak salah, kurang lebih begini kalimatnya, "YANG LALU BIARLAH BERLALU, APAKAH ENGKAU INGIN MENGEMBALIKAN BAYI KEDALAM KANDUNGAN IBUNYA? Sungguh sangat bodoh jika harus terus meratapi hal yang telah lalu dan tidak akan kembali. HARI MU ADALAH HARI INI. Jika ingin berbuat, maka hari ini adalah saatnya, bukan kemarin, apalagi besok yang tidak jelas datangnya."
Sejak saat itu, lalu mengalir nasehat yang tak henti-hentinya. Lebih banyak nasehat itu saya temui dari buku-buku yang saya baca. "Ya Allah, berikanlah rahmat dan kemakmuran kepada penulis-penulis buku yang telah mengena kalimatnya di dalam hati ini. Lindungilah mereka, sayangilah mereka." Dan lalu, saya mulai melaksanakan beberapa nasehat, terutama nasehat dari buku CREATIVE MUSLIM yang di tulis oleh FAHMY CASOVA (Semoga tidak salah saya menulis nama beliau). "MINTALAH PENDAPAT DARI KELUARGA, dan DARI REKAN KERJA, agar dapat diketahui bagian mana saja dari kita yang dapat kita kembangkan."
Teman-teman yang sempat membaca tulisan ini. Saya belum berada di puncak manapun, saya juga masih merangkak. Tapi tak ada salahnya merangkak untuk mencapai impian kita. terus perbaiki kualitas diri, Insya Allah, selalu ada jalan (Seperti yang didendangkan dalam lagu itu).
Hari saya adalah hari ini. Hari mu juga adalah hari ini. Teman-teman, mari kita wujudkan mimpi, HARI INI. Sambil berdoa; "Ya Allah, hindarkanlah kami dari ketidakberdayaan dan kemalasan. Amin Ya Rabbal'alamin."
Demikian tulisan saya kali ini, semoga bermanfaat. Wassalamu alaikum dan Salam Sejahtera....
Selasa, 16 Agustus 2016
Bagian akhir dari buku Cacian dari dan untuk Anak Bangsa (Instrumen Sertifikasi Dosen-DESKRIPSI DIRI)
Warning: Poin-poin
deskripsi diri ini hanya sebagian yang “Ngelantur”,
hindarilah kalimat atau kata yang tidak “Ngelantur”,
karena membosankan.
INSTRUMEN SERTIFIKASI DOSEN
Deskripsi Diri
Identitas Diri
1. Nama Dosen yang diusulkan
|
: MIRDAYANI PAUWENI
|
2. NIDN
|
: 0003058402
|
3. Perguruan Tinggi Pengusul
|
: Universitas Negeri Gorontalo
|
4. Nomor Peserta
|
: 0003058402
|
5. Bidang Ilmu
|
: Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
(761)
|
A. PENGEMBANGAN KUALITAS PEMBELAJARAN
~ USAHA KREATIF
Mahasiswa di jurusan
pendidikan keolahragaan tempat saya mengabdi, dalam satu angkatan terdiri dari
beberapa kelas paralel. Karakter mahasiswa pada masing-masing kelas akan
berbeda, misalnya semester 6 kelas a, b, c, d. Secara klasikal, karakter mereka
akan terbentuk sesuai dengan perkembangan pola pikir dan cara mereka memecahkan
masalah. Usaha kreatif saya adalah mempelajari karakter dari masing-masing
kelas tersebut, sehingga saya dapat dengan mudah memilih metode yang tepat
untuk proses perkuliahan untuk mata kuliah yang saya ampu.
Selain mempelajari
karakter mahasiswa secara klasikal, saya juga mempertimbangkan jadwal mata
kuliah masing-masing kelas, sebelum dan sesudah perkuliahan yang saya
laksanakan. Hal ini juga termasuk usaha kreatif saya,misalnya: sebelum mata
kuliah ilmu kesehatan olahraga yang saya ampu, mahasiswa telah lebih dulu
mengikuti perkuliahan pada mata kuliah Teori/Praktek Bulutangkis. Tentunya
kondisi proses perkuliahan pada kelas ini akan berbeda, dengan kondisi dari
proses perkuliahan yang lebih dulu mengikuti perkuliahan pada mata kuliah
statistika. Saya berusaha mempertimbangkan tingkat kelelahan fisik terkait
dengan penggunaan (oksidasi) energi mahasiswa karena daya tahan tubuh mahasiswa
bervariasi terhadap kelelahan, juga tingkat kejenuhan dari mahasiswa, karena
tingkat kejenuhan berasal dari sistem saraf pusat (Otak). Usaha kreatif ini
merupakan hasil pertimbangan yang berlandaskan pada basic pengetahuan saya
yakni fisiologi manusia, dan fisiologi olahraga.
~ DAMPAK PERUBAHAN
Dampak perubahan atas
usaha kreatif saya yang telah saya paparkan sebelumnya, dapat terlihat, yakni
melalui respon aktif dan positif mahasiswa. Jika pada semester-semester
sebelumnya respon mahasiswa selalu pasif dan negatif selama proses perkuliahan,
hal ini dikarenakan saya selalu membandingkan karakter antara kelas yang satu
dengan kelas yang lain, dan selalu menceritakan tentang kelebihan dan
kekurangan kelas yang satu pada kelas lainnya, sehingga mahasiswa pada
masing-masing kelas merasa saya pilih kasih, atau terlalu melebih-lebihkan
kondisi kelas lain daripada kelas mereka sendiri. Hal ini tentu mengurangi semangat
serta respon mahasiswa selama proses perkuliahan.
Selanjutnya untuk usaha
kreatif saya berikutnya, yakni mempertimbangkan jadwal mata kuliah
masing-masing kelas, sebelum dan sesudah perkuliahan yang saya laksanakan.
Dampak perubahannya Nampak pada berkurangnya tingkat keluhan dari mahasiswa
entah itu rasa capek, jenuh, atau bentuk keluhan lainnya yang sering mereka
lontarkan, serta jumlah mahasiswa yang mengeluh, dari jumlah total mahasiswa,
jumlah mahasiswa mengeluh setiap minggu berkurang dan saya bisa merasakan
respon positif selama proses perkuliahan.
~ KEDISIPLINAN
Untuk bentuk
kedisiplinan yang saya tunjukkan dalam pelaksanaan pembelajaran, saya mulai
dari 3 (tiga) hal sederhana, yakni: 1) waktu, 2) pakaian, 3) telepon seluler.
Terkait persoalan waktu
untuk proses perkuliahan, saya mematok waktu toleransi untuk keterlambatan
adalah 5 (lima) menit dari waktu yang dijadwalkan. Misalnya kuliah dimulai
pukul 07.00 WITA, maka mahasiswa masih memiliki hak untuk masuk hingga pukul
07.05 WITA, jika waktu telah menunjukkan Pukul 07.06 WITA, maka mereka akan
kehilangan 1 kali tatap muka.
Terkait persoalan
pakaian, karena saya mengabdikan diri pada jurusan pendidikan keolahragaan,
maka saya menghadapi mahasiswa yang agak “bandel” untuk urusan pakaian dalam
proses perkuliahan. Jadi diawal pertemuan, saya membuat suatu “Deal-Deal”an
dengan mahasiswa tentang tata tertib berpakaian. Mahasiswa wajib mengenakan
atasan kemeja, celana bisa berbahan dasar jeans atau kain, dengan catatan jika
bahan dasar jeans yang digunakan, maka celana tersebut harus bersih dan bukan
celana bekas “kecelakaan jatuh dari gunung” (robek di bagian lutut). Kemudian
mahasiswa wajib mengenakan kaos kaki yang dicuci minimal 3 hari atau seminggu,
dan mengenakan sepatu. Untuk sepatu saya agak sedikit menekan, SEPATU, jika
SEPATU SANDAL yang digunakan, maka judulnya tetap terkontaminasi sandal.
Mahasiswa yang melanggar tata tertib ini akan dikenakan sanksi dikeluarkan dan
pada pertemuan berikutnya harus membawa SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND yang
banyaknya disesuaikan dengan beratnya pelanggaran terhadap tata tertib.
SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND itu bukan untuk saya, tapi untuk Rinforcement
positif bagi mahasiswa yang baik partisipasinya didalam kelas. Sistem Dari
Mahasiswa, Untuk mahasiswa, dan Digunakan seperlu-perlunya untuk kepentingan
proses perkuliahan.
Terkait dengan persoalan
telepon seluler, saya tidak melarang mahasiswa membawa alat komunikasi ini
dalam proses perkuliahan, karena terkadang saya meminta mereka untuk browsing
internet melalui smart phone mereka. Namun saya memiliki aturan sendiri, yakni
alat komunikasi berupa handphone harus di profil silent atau getar, dan sebelum
memulai perkuliahan, saya selalu memberikan kesempatan mereka selama 1 menit
untuk merubah profil suara yang mereka gunakan. Jika ditengah perkuliahan
berlangsung da nada bunyi handphone, saya akan meminta mereka jujur, suara itu
berasal dari handphone siapa. Sedikit mengancam saya terkait dengan sanksi,
jika ia jujur akan ringan sanksinya, jika ia tidak jujur dan saya mendapatinya,
maka ia akan berat sanksinya. Adapun sanksi yang saya berikan jika mahasiswa
jujur adalah membawa 1 batang SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND, namun jika saya
dapati karena tidak jujur, maka ia akan membawa 5 batang SILVERQUEEN CHUNKY BAR
ALMOND.
Untuk saya sendiri, saya
selalu mengatur profil suara handphone saya ke getar, pada saat saya
melaksanakan perkuliahan.
~ KETELADANAN
Contoh keteladanan yang
saya tunjukkan dalam proses perkuliahan tidak banyak. Jika dapat diuraikan,
maka hal yang paling utama adalah problem solving terhadap setiap masalah yang
dihadapi dalam proses perkuliahan, Antara lain: 1) masalah fasilitas
perkuliahan, ruang kuliah yang kurang memadai menurut mereka (mahasiswa), 2)
media pembelajaran seperti LCD, yang terbatas menurut mereka, dan berikutnya 3)
adalah keterbukaan terhadap kritik.
Untuk 2 (dua) point
teratas, saya memberi teladan pada mereka untuk lebih berorientasi pada problem
solving, dari pada terus-menerus mengeluh tiada akhir.
Untuk persoalan pertama,
masalah fasilitas perkuliahan, seperti ruang kuliah yang kurang memadai, saya
mengajak mereka untuk membuat ruang kuliah itu menjadi memadai dalam
keterbatasan, dengan cara merapikan line (garis) tempat duduk mahasiswa, dari
depan hingga belakang, dari samping kiri ke kanan, saya selalu berusaha
mengecek kerapian line ini sebelum perkuliahan dilaksanakan. Selain itu, karena
tempat duduk tidak memiliki tempat untuk tas mahasiswa, maka saya meminta
mahasiswa menggantung tas mereka di bangku mereka masing-masing tepatnya di
bagian sandaran bangku. Saya tidak berhenti mengingatkan mereka, bahwa
kebahagiaan itu tidak datang dari kemewahan, tapi datang dari rasa cukup atas
apa yang ada dan kesediaan kita menerima kekurangan (ikhlas).
Untuk persoalan kedua,
media pembelajaran. Saya menjadi salah satu dosen yang jarang menggunakan LCD,
dan bahkan pada semester ini saya belum sekalipun menggunakan LCD. Alasannya
karena beberapa ruangan tempat saya mengajar, listriknya tidak bisa digunakan,
dan keterbatasan jumlah LCD. Saya mengajak mereka untuk “Show must be go on”,
tidak ada LCD, perkuliahan harus tetap berjalan, selama masih ada saya (dosen)
dan mereka (mahasiswa), selain itu masih tersisa spidol whiteboardmarker dan
papan tulis yang sudah lebih dari cukup untuk melaksanakan perkuliahan. Teladan
ini adalah bekal bagi mahasiwa saya. Saya ingin mereka berhenti mengeluh jika
nanti melaksanakan proses pembelajaran PENJASORKES di sekolah-sekolah, kemudian
menemui keterbatasan sarana prasarana di sekolah tempat mereka mengabdi.
Untuk persoalan
keterbukaan terhadap kritik, saya akan jelaskan pada butir berikutnya.
~ KETERBUKAAN TERHADAP KRITIK
Mahasiswa saya memiliki
karakter yang berbeda Antara satu dengan yang lain, baik secara individu
ataupun secara klasikal. Ada mahasiswa yang dapat atau berani mengkritik saya
secara mandiri, namun ada juga mahasiswa yang berani mengkritik saya, namun
setelah kelas mereka bermusyawarah dan menyatukan pendapat serta membulatkan
tekad. Saya kurang paham, entah kenapa mahasiswa sulit mengkritik saya,
sementara mereka bisa mengkritik orang lain, atau mereka bisa mengkritik saya
tapi takut saya marah, saya keluarkan dari kelas, atau saya kurangi bobot
nilainya karena saya tersinggung pada kritikannya.
Pada butir KEDISIPLINAN
saya sempat menyebutkan, jika ada mahasiswa yang melanggar tata tertib, harus
membawa SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND di pertemuan berikutnya. Terkadang
SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND tidak habis terbagi pada mahasiswa yang baik
partisipasinya dalam proses perkuliahan. Untuk itu, saya memberi PUNISHMENT
dengan SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND
bagi siapa saja yang berani mengkritik saya baik dalam pemilihan metode atau
gaya mengajar saya, dengan catatan “No Hurt Feeling” dan saya bisa jamin itu
selama proses perkuliahan berlangsung.
Bahkan saya juga
menjamin dengan “manajemen” amarah saya pada mereka, dengan cara: jika
mahasiswa terlibat masalah dalam proses perkuliahan, maka saya akan
meninggalkan masalah saya dengannya di dalam kelas, dalam mata kuliah tersebut,
serta pada hari, jam dan menit dimana saya marah. Ketika menit beranjak, maka
amarah itu menguap seperti embun yang kena sinar matahari. Sebaliknya, jika
mereka terlibat masalah di luar kelas/proses perkuliahan, entah masalah itu
ringan atau berat, maka saya akan meninggalkan dan menanggalkan masalah
tersebut, begitu saya melangkahkan kaki
masuk ke dalam ruangan untuk melaksanakan proses perkuliahan.
Dengan cara ini, saya
memiliki temuan-temuan tentang kekurangan saya selama proses perkuliahan,
Antara lain: saya selalu mencampur-adukkan
Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Daerah ketika saya mengajar, sementara
99% mahasiswa saya tidak paham Bahasa
inggris, dan 60% mahasiswa saya berasal dari luar daerah. Kemudian, cara saya
memberikan sanksi atau punishment terlalu ekstrim dengan membawa SILVERQUEEN
CHUNKY BAR, kacang ALMOND pula, sudah dapat sanksi dikeluarkan tapi masih
disuruh membawa SILVERQUEEN CHUNKY BAR.
Saya menerima kritik,
tapi diiringi penjelasan, kenapa harus
seperti itu. Untuk persoalan Bahasa, alasan saya, agar mahasiswa termotivasi
untuk belajar Bahasa inggris walaupun hanya percakapan sehari-hari, dan untuk
Bahasa daerah, agar mahasiswa yang berasal dari luar daerah termotivasi
mempelajari Bahasa daerah saya, tujuannya agar tidak mudah dibohongi atau dikerjai
oleh teman-temannya yang merupakan asli anak daerah.
Terkait dengan
SILVERQUEEN CHUNKY BAR ALMOND, saya jujur pada mereka, jika saya ingin membuat
mereka terkesan dengan apa yang mereka lakukan dalam proses perkuliahan, tapi
saya kurang sanggup setiap perkuliahan membawa 7 hingga 10 batang SILVERQUEEN
CHUNKY BAR ALMOND, untuk itu saya membebankan pada teman-teman yang melanggar
tata tertib, memang terkesan curang, tapi masih ada tujuan lain yang saya
targetkan, yakni: agar mahasiswa berusaha untuk tidak melanggar tata tertib
perkuliahan.
Masih ada kritik lainnya
yang disampaikan mahasiswa pada saya, sesuai butir kedisiplinan saya, tentang:
mahasiswa masih memiliki hak untuk masuk hingga pukul 07.05 WITA, jika waktu
telah menunjukkan Pukul 07.06 WITA, maka mereka akan kehilangan 1 kali tatap
muka. Persoalan yang mereka kemukakan adalah terkadang saya terlambat untuk
melaksanakan perkuliahan, dimana keadilan saya pada mereka dan pada diri saya,
karena saya yang membuat aturan tata tertibnya. Sebagai solusinya saya
menggunakan Pukul 07.00 WIS (Waktu Indonesia bagian Saya), jadi begitu saya
masuk kelas, toleransi 5 (lima) menit berlaku), masalah yang satu selesai namun
datang masalah lain. Jika saya terlambat, berarti saya tidak memenuhi alokasi
waktu untuk beban SKS mata kuliah yang saya ampu. Untuk itu, saya kadang
membujuk mahasiswa agar mau untuk mengganti waktu pertemuan di hari saya
terlambat, di waktu luang mereka pada sore atau malam hari. Mahasiswa, mereka
cukup kritis, saya salah, saya menebus
kesalahan saya, tapi waktu luang mahasiswa jadi berkurang. Bagi mahasiswa
olahraga, waktu luang adalah waktu untuk kegiatan harian seperti latihan cabang
olahraga yang ditekuni. Ini berarti kesalahan saya jadi 3 (tiga) kali lipat: 1)
terlambat memberi perkuliahan, 2) tidak memenuhi alokasi waktu sesuai beban
SKS, dan 3) mengganggu aktivitas mahasiswa di waktu luang. Untuk kesalahan
point 3) saya diwajibkan untuk menebusnya. Ketika kuliah malam disetujui
bersama, itu tandanya saya harus membawa sejumlah “BENG-BENG” untuk dimakan
bersama. Tapi jika isi kantong bermasalah, maka hanya mahasiswa yang beruntung
yang akan mendapat beng-beng dari saya.
B. PENGEMBANGAN KEILMUAN/KEAHLIAN
~ PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Pada tahun 2010, saya
melalui Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan telah mengeluarkan buku
Permainan Basket Taki, Sebuah Produk Model Pengembangan Untuk Siswa SD Kelas
ATAS (IV, V, VI), dengan ISBN: 979 - 16175 - 2 - 5.
Pada tahun 2012, saya
melalui Jurusan Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo telah
menerbitkan buku ajar Ilmu Gizi Olahraga, dengan ISBN: 979 - 16175 - 0 – 73.
Pada tahun 2012, saya
melalui seminar internasional 2012 “Educating Sport Professionals: Conserving
Local Wisdom and Progressing Future” yang diselenggarakan oleh FIK UNNES
bekerja sama dengan Asdep IPTEK Kemenpora RI. Saya mempresentasikan artikel
ilmiah saya, yakni Developing Models “Taki” Basket Ball
Pada tahun 2012, saya
berperan sebagai editor pada penulisan buku Pencak Silat, Panduan Pembelajaran
Untuk SD Kelas IV, V, VI, dengan ISBN: 979 – 16175 – 06 – 9, yang diterbitkan
oleh Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri
Gorontalo.
Pada tahun 2014, saya
menulis artikel: Pengembangan Permainan Bola Kivol Sebagai Bentuk Olahraga
Rekreasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri
Gorontalo. pada Jurnal Health & Sport, Volume 8, No.2, Februari 2014.
~ MAKNA DAN KEGUNAAN
Permainan Basket Taki
merupakan produk hasil penelitian pengembangan yang dikembangkan dengan tujuan
untuk membantu guru dalam meningkatkan proses pembelajaran Pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, serta sebagai media pembelajaran Pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan. Permainan basket taki ini jika dilihat sepintas mirip
permainan bola basket mini, tetapi jika dikaji lebih dalam, maka akan terlihat
perbedaannya. Karena permainan basket taki memiliki keunikan tersendiri, karena
peraturan basket taki bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kondisi
proses pembelajaran, baik itu guru atau siswa yang menggunakan permainan
tersebut dalam proses pembelajaran.
Buku ajar Ilmu Gizi
Olahraga adalah bahan ajar yang saya kemas dengan bentuk yang rapi dan
perpaduan materi dari berbagai sumber. Buku ilmu gizi olahraga memiliki
kegunaan, yakni selain sebagai bahan acuan dalam mata kuliah Ilmu Gizi
Olahraga, buku ini juga dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi pembaca di
luar lingkungan Jurusan Pendidikan Keolahragaan.
Artikel ilmiah tentang
pengembangan model permainan basket taki, saya bawa pada pertemuan ilmiah
tingkat internasional di semarang pada tahun 2012. Saya sebelumnya berpikir
bahwa basket taki ini akan tidak dikenal orang lagi seiring waktu berjalan.
Namun pada pertemuan ilmiah tingkat internasional di Semarang, saya menemukan
bahwa beberapa peserta seminar internasional memiliki pertanyaan khusus buat
saya, yakni: “Kenapa mau bersusah-susah untuk membuat ulang permainan baru,
dengan ukuran yang demikian, dan dengan peraturan permainan yang bersifat
fleksibel? Bukankah menggunakan permainan yang ada standard ukurannya akan
membuat kita lebih mudah? Kalau begini, saya (penanya) harus mencari anda
(saya) untuk bertanya soal basket taki.”
Saat itu saya
menyampaikan jawaban untuk pertanyaan pertama dengan balik bertanya: “Manakah
yang anda (penanya) pilih, jika saya memberikan 2 (dua) alternative jalan yang
anda akan tempuh dengan berjalan kaki ke kampus tempat anda mengajar: 1) jalan
yang rata, mulus karena diaspal, dan 2) jalan memutar, mendaki, dan tidak
diaspal?” Mudah diterka jika semua orang diruangan tersebut akan memilih no 1.
Karena orang akan cenderung memilih sesuatu yang mudah, dan menghindari yang
sulit. Jalan yang rata, mulus karena diaspal akan memberikan kemudahan bagi
pejalan kaki, sedangkan jalan memutar, mendaki, dan tidak diaspal itu menyulitkan.
Tapi saya ketika mengembangkan permainan basket taki, tidak mengejar kemudahan,
yang saya kejar adalah nilai dibalik suatu kesulitan. Orang banyak lupa,
dampaknya bagi kesehatan, jika menempuh perjalanan dengan berjalan kaki, pada
rute/jalan yang memutar (jauh), mendaki, dan tidak diaspal. Orang mengejar
kemudahan dan meninggalkan nilai yang seharusnya jadi tujuan utama.
Untuk pertanyaan
terakhir, saya menjawabnya dengan memberikan buku panduan permainan basket taki
sebagai jawaban kepada si-empunya pertanyaan.
Buku Pencak Silat,
Panduan Pembelajaran Untuk SD Kelas IV, V, VI, yang saya berperan sebagai
editor dalam penulisannya merupakan produk penelitian pengembangan dari salah
seorang mahasiswa S-1 Pendidikan Keolahragaan Prodi Penjaskesrek bimbingan
saya. Buku ini telah melalui proses revisi sebanyak 2 (dua) kali, dengan
kegunaan buku ini dapat membantu siswa dan guru sekolah dasar dalam mata
pelajaran Penjasorkes, khususnya materi Pencak silat.
Pengembangan Permainan
Bola Kivol Sebagai Bentuk Olahraga Rekreasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo. Artikel ilmiah yang dimuat dalam
jurnal Helath & Sport ini merupakan artikel dari penelitian pengembangan
permainan bola kivol. Permainan Bola Kivol merupakan permainan modifikasi
penggabungan antara permainan Sepak bola (bola kaki) dan Bola voli, yang dapat
dimanfaatkan sebagai bentuk olahraga rekreasi bagi mahasiswa.
~ NILAI INOVATIF
Permainan basket taki
ini memiliki nilai inovatif, karena ide ini saya dapatkan ketika saya makan dan
minum teh. Pada saat saya makan saya cenderung memperhatikan sendok yang saya
gunakan, sendok yang saya gunakan untuk menyalin nasi ke piring itu lebih besar
dari sendok makan, dan sendok teh lebih kecil dari sendok makan. Saya berpikir
kenapa tidak konsep sendok saya bawa dalam proses pembelajaran Penjasorkes,
khususnya permainan bola basket. Karena tinggi pemain basket dunia rata-rata
1,98 meter, maka mereka cocok menggunakan papan pantul yang memiliki tinggi
2,90 meter. Tapi, jika papan pantul itu digunakan untuk anak SD kelas atas (IV,
V, VI) yang memiliki rata-rata tinggi 1,36 meter (sesuai data pengukuran tinggi
badan subjek penelitian), tentu akan menyulitkan bagi siswa dalam proses
pembelajaran gerak. Untuk itu saya memutuskan untuk mengangkat permasalahan ini
dalam alur penelitian pengembangan dan menghasilkan produk berupa permainan
basket taki.
Tujuan permainan basket
taki sama dengan permainan basket pada umumnya yakni memasukkan bola ke dalam
keranjang. Namun dengan peraturan permainan yang lebih fleksibel, sehingga
siswa dapat menjadi wasit dan memimpin jalannya permainan dalam proses
pembelajaran, guna tercapainya nilai: disiplin, kerja sama, dan toleransi.
Nilai inovatif dari buku
ajar ilmu gizi olahraga, saya mengemas buku ini secara singkat namun padat isi
agar mahasiswa yang mempelajari ilmu gizi olahraga mudah memahami tentang gizi
olahraga. Materi dalam buku ajar ini terdiri dari 6 (enam) bab, 3 (tiga) bab
terdiri dari materi yang menguraikan tentang apa yang mahasiswa perlukan untuk
memahami gizi olahraga, materi tersebut terdiri dari: ilmu gizi olahraga
(pengertian ilmu gizi olahraga, dan anatomi dan fisiologi pencernaan), zat-zat
gizi (bahan makanan dan zat gizi, jenis-jenis zat gizi dan latihan), metabolism
(pengertian metabolism, system pembentukan energi anaerobic, laju metabolisme,
metabolism basal, dan pengukuran metabolisme basal), sedangkan 3 (tiga) bab
terdiri dari materi yang dapat melatih mahasiswa untuk melakukan pengukuran,
analisis, dan pemeliharaan dan/atau perbaikan gizi, materi tersebut terdiri
dari: komposisi, kebutuhan dan pengaturan pemberian zat gizi (komposisi zat
gizi, dan kebutuhan dan pengaturan pemberian zat gizi), pemantauan status gizi
atlet (pengertian status gizi, pemantauan status gizi, kesalahan dalam
pengukuran, dan mengatasi kesalahan
dalam pengukuran), pengendalian berat
badan melalui nutrisi dan latihan yang tepat (pengaturan berat badan, peranan
diet dalam pengaturan berat badan, peranan latihan dalam pengendalian berat
badan).
Buku Pencak Silat yang
merupakan Panduan Pembelajaran Untuk SD Kelas IV, V, VI ini memiliki nilai
inovatif. Adapun nilai inovatif dari panduan ini, yakni: guru penjas dapat
menguasai gerak dasar pencak silat tanpa ada ahli pencak silat yang mendamping,
selain itu siswa juga dapat menggunakan buku ini dan belajar sendiri untuk
menguasai teknik dasar pencak silat, sehingga guru dapat memberikan tugas gerak
bagi siswa dan tugas gerak itu dapat dikoreksi pada pertemuan selanjutnya.
Pengembangan Permainan
Bola Kivol Sebagai Bentuk Olahraga Rekreasi Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo, ini adalah menghasilkan suatu produk
modifikasi permainan bola kivol. Nilai inovasi dari permainan ini adalah
merupakan modifikasi
penggabungan antara permainan Sepak bola (bola kaki) dan Bola voli. Para pemain
dapat terdiri dari putra, putri dan/atau gabungan antara putra dan putri.
Tujuan dari permainan Bola Kivol adalah menempatkan bola di daerah lawan agar
mendapat angka (Poin). Tim yang lebih dulu mendapai angka 20 adalah tim yang
memenangkan set. Pola permainan Bola Kivol serupa dengan permainan Bola voli
yakni memantulkan bola (volley) di
udara hilir mudik di atas net (jaring), namun teknik dasarnya mengadopsi teknik
dasar permainan sepak bola, khususnya menendang atau menyepak. Permainan Bola
Kivol dapat dimainkan oleh remaja dan dewasa baik putra maupun putri, Oleh
sebab itu permainan ini dapat dijadikan sebagai alat untuk meningkatkan dan
melatih kemampuan motorik (gerak), dan dapat menjadi olahraga pilihan dalam
mengisi waktu luang.
~ KONSISTENSI
Konsistensi saya dalam
pengembangan keilmuan/keahlian ditandai dengan ketetapan saya terhadap mata
kuliah yang saya ampu selalu sama disetiap tahun ajaran, jika harus ditambah
jenis mata kuliahnya karena keterbatasan dosen pengajar, maka saya akan secara
selektif memilih mata kuliah yang memiliki kaitan dengan mata kuliah pokok
saya, sebagai contoh saya mengampu mata kuliah anatomi manusia pada awalnya,
kemudian mata kuliah fisiologi manusia yang berkesinambungan dengan mata kuliah
fisiologi olahraga, ilmu kesehatan olahraga, serta ilmu gizi olahraga. Jika
mengikuti pemetaan ilmu pengetahuan, maka kelima mata kuliah ini merupakan
turunan dari cabang ilmu biologi namun dalam struktur pengetahuan ilmu keolahragaan,
mata kuliah ini berdiri sendiri, kecuali anatomi dan fisiologi manusia, yang
tergabung dalam fisiologi olahraga, sedangkan ilmu gizi olahraga konten
materinya terdapat dalam ilmu kesehatan olahraga. Kemudian saya juga mengampu
mata kuliah biomekanika dan kinesiology yang merupakan kesinambungan dari mata
kuliah anatomi dan fisiologi manusia. Sudah 2 (dua) tahun ajaran sejak tahun
2012-2013, saya tidak mengampu mata kuliah anatomi, karena telah banyak dosen
pengampu lainnya yang berkompetensi dalam mata kuliah ini, namun untuk mata
kuliah Fisiologi manusia, Fisiologi Olahraga, Ilmu Kesehatan Olahraga, Ilmu
Gizi Olahraga, dan Biomekanika olahraga masih terus saya ampu hingga saat ini.
~ TARGET KERJA
Saya memiliki target
kerja untuk 3 (tiga) tahun ke depan. Pada awalnya tahun 2013 ini saya berniat
untuk melanjutkan studi S3 di Universitas Negeri Semarang, namun niat tersebut
gagal karena saya ingin menargetkan tempat studi yang lebih besar lagi, yakni
di Jepang. Di Jepang perkembangan keilmuan olahraga sangat pesat, di samping
prestasi olahraganya. Berdasarkan informasi yang saya dapat, beberapa
universitas yang memiliki program studi keolahragaannya lebih menitik-beratkan
pada pembelajaran di luar kelas. Misalnya untuk biomekanika olahraga beban SKS-nya
8 (delapan), itu terdiri dari 2 (dua) SKS proses pembelajarannya teori,
sedangkan 6 (enam) SKS proses pembelajarannya di laboratorium, guna mengkaji
dan menganalisis gerak dalam setiap cabang olahraga. Selain itu saya baru saja
mendalami bela diri Kempo yang berasal dari Jepang. Jika bagi orang dari luar
dunia olahraga, bela diri ini hanya bela diri yang memiliki banyak keunggulan
dibandingkan bela diri yang lain, tapi bagi saya, proses perkembangan bela diri
kempo ini menggunakan asas biomekanika olahraga, sesuai dengan keilmuan yang
saya pelajari. Saya menemukan pembuktian teori gerak yang selama ini saya
pelajari di biomekanika olahraga ada di bela diri ini. Namun demikian, itu
target kerja untuk diri saya sendiri. Selama ini saya selalu memikirkan diri
sendiri, dan saya tidak memikirkan lingkungan tempat saya dibesarkan yakni:
Jurusan Pendidikan Keolahragaan. Belakangan ini saya memperhatikan tingkah pola
mahasiswa dalam proses perkuliahan, mempelajari karakter mereka dan mencoba
meracik metode untuk perkuliahan. Saya mendapati, mahasiswa-mahasiswa saya
tidak memiliki tujuan untuk dirinya sendiri, atau yang bisa disebut Rencana
Strategi dan Rencana Kinerja. Mereka kuliah hanya untuk meramaikan, untuk
mencari kesuksesan dan membanggakan orang tua, tapi mereka tidak tahu proses
apa yang sedang mereka jalani.
Untuk itu, target kerja
saya berubah. Selama ini saya memikirkan diri saya sendiri, sekarang adalah
waktunya saya memikirkan orang-orang di sekitar saya, dimulai dari mahasiswa.
Saya pernah membaca buku “Guru Gokil Murid Unyu” yang ditulis oleh seorang guru
dari Jogjakarta. Dalam buku itu menguraikan bagaimana pola pendidikan di
Australia yang nenek moyang mereka adalah tahanan pelarian dari eropa, namun
tingkat kejahatan di Australia itu lebih rendah dibandingkan Negara-negara
besar lainnya. Ternyata di Negara tersebut, pola pendidikannya lebih
mempertajam soal perilaku (Afektif), kemudian pengalaman (Psikomotor), baru
yang dipikirkan soal pengetahuan (Kognitif). Berdasarkan hasil penelitian yang
dijadikan sebagai landasan pengambilan keputusan tentang pendidikan di Negara
tersebut, ternyata jika seseorang diberikan waktu secara intens untuk
mempelajari suatu materi selama 3 (tiga) hari, maka ia akan cepat menguasai
materi tersebut. Seperti misalnya membaca, jika guru secara intens
membelajarkan siswa selama 3 (tiga) hari untuk membaca, maka siswa tersebut
dapat membaca dalam waktu 3 (tiga) hari. Namun, dalam 3 (hari) itu, guru tidak
dapat menanamkan kebiasaan perilaku seperti bekerja sama, disiplin, atau
toleransi, Sehingga kurikulum di Australia lebih menitik-beratkan pada tujuan
afektif, psikomotor, dari pada kognitif.
Inilah alasan saya
merubah target kerja saya. Saya ingin mulai dari pembiasaan sederhana pada
mahasiswa. BERHENTI MENGELUH!!! Saya menyampaikan selama ini kita banyak
mengeluh soal sarana prasarana, fasilitas, kita selalu kekurangan. Setiap
semester kita kekurangan, setiap tahun, setiap perkuliahan kita selalu
kekurangan. Jika kita merasa kita kurang, lalu kapan kita lebih??? Saya juga terus
mengajak dan membangun semangat mereka, karena mereka sering membandingkan
infra struktur kampus dengan kampus-kampus ternama di pulau Jawa. Saya kadang
sering “Menggombali” mereka dengan kalimat “Saya tidak bangga, jika anda lulus
dari kampus yang bagus infra strukturnya, tapi NOL BESAR kualitasnya. Namun
saya akan sangat bangga, jika kalian yang kuliah di kampus yang rusak plafon
atapnya, bolong papan tulisnya, LCD-nya rebutan, listrik di stop kontak tidak
ada, tapi kalian memiliki kualitas yang melebihi kampus-kampus besar di Jawa.
Setidaknya seperti kualitas yang saya miliki.” Suara saya agak lantang,
membangkitkan semangat, memang membawa perubahan yang cukup signifikan pada
mahasiswa saya, tapi butuh waktu untuk membiasakan. Setidaknya mereka berpikir
untuk memperbaiki kualitas proses belajar mereka, dan mereka berhenti melakukan
segalanya untuk orang lain, baik itu untuk orang tua, dosen, atau siapapun,
tapi untuk diri sendiri. Mereka, mahasiswa saya, cenderung mengejar hasil,
padahal yang harus mereka perbaiki adalah PROSES BELAJAR mereka, karena HASIL
hanya akan mengikuti PROSES-nya.
Saya, lulusan terbaik
dari Unversitas Negeri Semarang Pada Tahun 2010, dengan IPK 3,86. Cukup
membanggakan keluarga, tapi jika menyebutnya seperti ini, saya seperti dikejar
oleh ribuan massa yang menuntut perbaikan terhadap karakter anak bangsa,
pengembangan keilmuan yang hingga saat ini tetap “ISTIQOMAH” berjalan di
tempat. Banyak yang ingin saya lakukan, saya menulisnya, dan salah satunya
adalah: mengembalikan “SEMANGAT” mahasiswa, saya dan guru penjas untuk
MEMPERBAIKI PROSES PEMBELAJARAN. Semangat yang saya maksudkan adalah semangat
CINTA MEMBERI TANPA MENGAMBIL. Semangat seorang mahasiswa, yang melakukan
tridharma perguruan tinggi: Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian masyarakat,
dengan cara memberi tanpa mengambil. Mereka ikut kuliah, melakukan penelitian,
dan pengabdian pada masyarakat, itu dengan cara memberi apapun yang yang mereka
punya, baik tenaga, pikiran dan waktu, tapi tidak mengharapkan apa-apa setelahnya,
termasuk prestasi. Demikian juga saya, saya harus bisa mengampu mata kuliah
saya dengan baik. Selama ini saya hanya membuat scenario perkuliahan tanpa
membuat Satuan Acara Perkuliahan apalagi Silabus atau Kontrak Perkuliahan
(Pengakuan Bunuh Diri). Saya tahu itu kewajiban, tapi saya masih belum bisa
menemukan “Makna” dari SILABUS, KONTRAK PERKULIAHAN, dan SATUAN ACARA
PERKULIAHAN. Saya tidak mau mengerjakan sesuatu yang sia-sia apalagi hanya
untuk mengejar “sesuatu hal”. Namun belakangan ini saya merasa bersalah pada
mahasiswa, pada teman sejawat, pada pimpinan, pada institusi, pada Negara,
karena sudah menjalankan proses perkuliahan dengan “SEMAU GUE”, yang penting
sudah mengajar, yang penting alokasi waktu sesuai dengan beban SKS, yang
penting daftar perkuliahan terisi dengan sederet materi untuk perkuliahan.
Tidak heran, saya melahirkan perserta didik yan “SEMAU GUE”. Kemudian untuk
penelitian, terkadang saya tertegun memandangi hasil penelitian saya, yang
banyak dikagumi orang, tapi, saya kendati jijik memikirkannya, karena saya
melakukan penelitian-penelitian itu untuk mengukuhkan bahwa saya lulusan
terbaik dari almamater saya, bukannya penelitian itu benar-benar bermanfaat
bagi subjek penelitian. Pantas saja, penelitian-penelitian saya yang banyak dikagumi
orang itu berakhir di lemari buku dan rak perpustakaan, seandainya dipakai
pasti hanya untuk referensi penelitian bagi peneliti lanjut. Kemudian untuk
pengabdian masyarakat, (Benar-benar bunuh diri) saya juga masih belum bisa
menemukan makna cara mengabdi pada masyarakat itu bagaimana sebenar-benarnya
sesuai dasar keilmuan saya. Ada target besar saya yang tersimpan sejak dulu
hingga sekarang: Menyehatkan Masyarakat Sehat. 3 (tiga) kata ini jika dibaca
dengan “mata” telanjang, maka hanya akan bermakna 3 (tiga) kata. Namun, jika
saya membacanya dengan menggunakan kaca mata keilmuan, 3 (tiga) kata itu luas
dan amat sangat dalam maknanya. Begini cara saya untuk melihat 3 (tiga) kata
ini dengan kaca mata keilmuan saya. Saya menganggap 1 (satu) kata itu adalah
gerbang, jadi saya menyebutkan satu-persatu: “MENYEHATKAN” ini adalah
gerbangnya, saya ibaratkan gerbang kampus saya tercinta Universitas Negeri
Gorontalo, ketika saya masuk melewati gerbang saya menemukan 9 (Sembilan)
Fakultas di dalamnya, dan masing-masing fakultas memiliki jurusan dan
masing-masing jurusan memiliki prodi, setiap prodi ada mahasiswa, dosen, dan
tenaga penunjang akademik, ada ruang kuliah, ada bangku kuliah didalamnya, ada
papan tulis, ada stop kontak, ada kabel, ada LCD. Belum lagi jika saya
menyebutkan “MASYARAKAT”, dan “SEHAT”. Saya jadi semakin berpikir aneh, saya,
lulusan S2, memiliki pikiran seperti ini, JIKA SAJA SAYA MENEMUKAN 11 (SEBELAS)
ORANG PROFESOR OLAHRAGA, YANG MEMILIKI VISI DAN MISI SAMA PERSIS DENGAN SAYA,
DAN BERSEDIA MELANGKAH MAJU DENGAN SAYA. SAYA BISA MEMBAYANGKAN INDONESIA ITU
SEPERTI APA. Masih ada lagi! JIKA 11(SEBELAS) ORANG PROFESOR OLAHRAGA BISA
MENYEHATKAN MASYARAKAT SEHAT, BAGAIMANA JIKA SAYA MENCOPOT MASING 11 (SEBELAS)
ORANG PROFESOR DARI MASING-MASING BIDANG ILMU YANG ADA DI INDONESIA, YANG
MEMILIKI VISI DAN MISI SAMA PERSISI DENGAN SAYA UNTUK MEMBANGUN DI BIDANG
MEREKA.
Kita bangsa INDONESIA,
TERKADANG KITA TIDAK TAHU KEKUATAN DAN KEMAMPUAN APA YANG KITA MILIKI, SEHINGGA
KITA SELALU BERLARI DI BELAKANG BANGSA-BANGSA LAIN. Dan, Untuk Guru-Guru
Penjas, saya ingin menjitaki “isi kepala” kepala mereka satu-persatu. Mereka
guru-guru penjas itu di Indonesia semuanya aneh, selalu berbicara bahwa mata
pelajaran Penjasorkes itu unik, berbeda dengan mata pelajaran-mata pelajaran
lainnya, bahkan lebih unik dari matematika. Oleh sebab itu mata pelajaran
Penjasorkes tidak dapat diajarkan oleh guru yang tidak memiliki basic keilmuan
pendidikan jasmani. Tapi, mereka tidak dapat menjawab pertanyaan saya, DIMANA
LETAK KEUNIKAN ITU? Ada apa dengan mereka??? Lantas saya tau jawabannya, kenapa
mereka tidak bisa menjawab, karena saya-lah dan teman-teman “SEMAU GUE”
saya-lah itu, yang membuat mereka seperti itu. SAYA KEMBALI PADA TARGET KERJA
SAYA: 11 (SEBELAS) ORANG PROFESOR OLAHRAGA.
C. PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
~ KEGIATAN PKM
Untuk kegiatan
pengabdian pada masyarakat, terlebih dahulu saya menguraikan kegiatan
profesional yang pernah saya ikut serta didalamnya, antara lain: pada tahun
2011 sebagai pengawas satuan pendidikan Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK pada
tahun 2010/2011 di Provinsi Gorontalo, dengan kegiatan yang sama yakni: pada
tahun 2012 sebagai pengawas satuan pendidikan Ujian Nasional (UN) SAM, MA,
SMALB dan SMK Tahun 2011/2012 Di Provinsi Gorontalo. Kemudian pada tahun 2012
berperan sebagai panitia pelaksana dalam seminar olahraga Jurusan Pendidikan
Keolahragaan Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri
Gorontalo. Pada tahun 2012 turut serta sebagai anggota tim penjamin mutu
tingkat fakultas dan jurusan di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo, dan
pada tahun yang sama yakni tahun 2012 sebagai panitia pelaksana monitoring dan
evaluasi perkuliahan semester genap Tahun Akademik 2012/2013 di lingkungan
Universitas Negeri Gorontalo. Untuk kegiatan pegabdian masyarakat terkait
dengan penerapan ilmu/keahlian saya, sejak saya lulus studi S2 tahun 2010
hingga saat ini, saya baru dapat melaksanakan 1 (satu) bentuk kegiatan
pengabdian pada masyarakat. Adapun bentuk pengabdian masyarakat yang saya
laksanakan itu pada tahun 2013, yakni: Sosialisasi zumba dance pada masyarakat
Kabupaten Gorontalo Utara.
~ DAMPAK PERUBAHAN
Dampak perubahan yang
dirasakan juga akan diuraikan lebih dahulu tentang kegiatan profesional. Dampak
perubahan yang saya rasakan ketika saya berperan sebagai pengawas satuan
pendidikan pada ujian nasional (UN) SMA/MA dan SMK pada tahun 2010/2011, saya
berusaha untuk mengikuti peraturan/tata tertib pengawas Ujian Nasional, tapi
bukan berarti saya harus mengikat satuan pendidikan tempat saya mengawas,
sedemikian rupa sehingga mereka seolah merasa diawasi oleh tukang jagal. Selama
proses Ujian Nasional berlangsung, jika ada kesalahan atau kekurangpahaman pada
pengawas bilik, mereka tidak ragu untuk bertanya dan meminta izin untuk menyampaikan
solusi. Hal yang berbeda yang mereka rasakan pada ujian nasional tahun-tahun
sebelumnya. Hal yang sama yang
saya rasakan ketika saya
berperan sebagai pengawas satuan pendidikan pada ujian nasional (UN) SMA/MA dan
SMK pada tahun 2011/2012. Namun ada sedikit perbedaan ketika saya sebagai
pengawas satuan pendidikan pada tahun 2012. Jika pada tahun sebelumnya, saya
cenderung menunggu laporan tentang masalah yang ditemui pengawas bilik di “pos”
pengawas satuan pendidikan, maka tahun 2012, saya cenderung lebih aktif, solusi
hampir sebagian besar datang dari saya dan saya beserta rekan pengawas satuan
pendidikan yang turun langsung untuk menangani masalah berdasarkan solusi yang
telah disepakati bersama. Misalnya pada salah satu bilik, ada pengawas yang tidak
memperhatikan pola tempat duduk serta pembagian soal ujian nasional, membuat
kepala sekolah dan guru-guru panik, karena terkait dengan nasib peserta ujian,
namun bisa diatasi bersama dengan memetakan ulang soal berdasarkan soal yang
dibagikan secara acak oleh pengawas ruang. Kemudian dampak perubahan yang
dirasakan ketika saya turut serta sebagai anggota tim penjamin mutu tingkat
fakultas dan jurusan di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo. Cara pandang
saya terhadap pelaksanaan proses perkuliahan itu mengalami perubahan dari waktu
ke waktu. Saya bisa melihat dan tahu apa yang harus saya lakukan untuk
kelancaran proses perkuliahan, dan apa saja yang juga dapat mendukung
terciptanya lingkungan perkuliahan yang kondusif. Kemudian dampak perubahan
yang dirasakan ketika saya berperan sebagai panitia pelaksana monitoring dan
evaluasi perkuliahan semester genap Tahun Akademik 2012/2013 di lingkungan
Universitas Negeri Gorontalo, yakni: saya mendapatkan informasi yang saya
butuhkan untuk proses perbaikan perkuliahan secara bertahap. Tidak bisa
serta-merta, tapi secara bertahap.
Selanjutnya, terkait
dengan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang saya laksanakan, yakni:
Sosialisasi zumba dance pada masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara. Dampak
perubahannya sesuai dengan tujuan kegiatan yang saya laksanakan, bahwa
masyarakat gorontalo utara dapat mengenal bentuk lain senam irama selain senam
aerobik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kebugaran mereka.
~ DUKUNGAN MASYARAKAT
Dukungan masyarakat yang
ditunjukkan selama pelaksanaan kegiatan professional dan pengabdian masyarakat
yang saya lakukan antara lain: di lingkungan satuan pendidikan, pada saat saya
berperan pengawas satuan pendidikan Ujian Nasional (UN) SMA/MA dan SMK pada
tahun 2010/2011, Nampak dari sikap mereka yang “welcome” dan selalu
berkooperatif selama proses pelaksanaan ujian nasional. Hal yang sama juga saya
temui ketika saya sebagai pengawas satuan pendidikan pada tahun 2012, bahkan masyarakat di satuan
pendidikan tempat saya mengawas pada tahun ini selalu memberikan saya
kesempatan untuk mengecek segala sesuatu jika sudah sesuai tata tertib
pelaksanaan ujian nasional atau tidak. Kemudian ketika saya berperan sebagai
panitia pelaksana dalam seminar olahraga Jurusan Pendidikan Keolahragaan Fakultas
Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo, Nampak dari
tertibnya pelaksanaan seminar olahraga tersebut, dari awal hingga akhir.
Pada saat saya berperan
sebagai anggota tim penjamin mutu tingkat fakultas dan jurusan di lingkungan
Universitas Negeri Gorontalo, Nampak dari sikap kooperatif mereka ketika saya
membutuhkan data yang saya perlukan, terutama di gugus saya, yakni jurusan
Pendidikan Keolahragaan, demikian pula halnya ketika saya sebagai panitia
pelaksana monitoring dan evaluasi perkuliahan semester genap Tahun Akademik
2012/2013 di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo, sikap kooperatif juga
ditunjukkan oleh pihak fakultas tempat saya melaksanakan monitoring dan
evaluasi. Selanjutnya pada kegiatan sosialisasi zumba dance pada masyarakat
Kabupaten Gorontalo Utara, Nampak dari keaktifan mereka selama pelaksanaan
kegiatan tersebut, partisipasi aktif masyarakat, ditunjukkan dari awal kegiatan
hingga akhir.
~ KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI
Saya bersyukur, walau
saya tidak terlalu unggul di bagian akademik, namun saya memiliki kemampuan
berkomunikasi dengan baik, bahkan jika bisa dibilang kemampuan komunikasi saya
banyak membantu saya selama saya melaksanakan tugas di masyarakat. Seperti pada
saat saya berperan pengawas satuan pendidikan Ujian Nasional (UN) di SMA/MA dan
SMK. Jika pada umumnya pengawas satuan pendidikan membuat siswa takut dan
merasa terganggu dengan kehadiran pengawas, yang saya rasakan justru
sebaliknya, bahkan usai tugas saya sebagai pengawas, siswa menanyakan kapan saya
bisa kembali berkunjung di sekolah tersebut, hal tersebut juga terjadi pada
tahun berikutnya ketika saya menjadi pengawas satuan pendidikan. Kemampuan
berkomunikasi saya juga membantu saya ketika saya menjalankan tugas sebagai tim
gugus penjamin mutu akademik, atau pada saat saya melaksanakan monitoring dan
evaluasi di fakultas “tetangga” yang berbeda bidang keilmuan. Demikian pula
pada saat kegiatan sosialisasi zumba dance pada masyarakat Kabupaten Gorontalo
Utara, kemampuan berkomunikasi saya membuat peserta sosialisasi nyaman selama
kegiatan, tanpa merasa seperti diajari dan/atau didikte.
~ KEMAMPUAN KERJASAMA
Untuk kemampuan kerja
sama, saya membutuhkan waktu yang “agak” lama dibandingkan rekan-rekan saya,
jika saya termasuk dalam tim. Karena saya tergolong tipe yang selalu
mempelajari karakter partner kerja terlebih dahulu, untuk menghindarkan
prasangka buruk serta keluhan sepanjang saya melaksanakan tugas. Bagi saya,
bukan orang lain yang harus menyesuaikan diri dengan saya, tapi saya-lah yang harus
menyesuaikan diri dengan karakter orang lain. Demikian prinsip yang selalu saya
bawa ketika saya melaksanakan tugas di dalam lingkungan institusi atau pun di
luar lingkungan institusi. Karena saya yakin, orang hanya akan mengingat
keburukan saya dua kali lipat dibandingkan kebaikan saya, jadi dengan siapa pun
saya, dengan karakter bagaimana yang saya temui, saya harus bisa berkooperatif
dan menyesuaikan diri dengan mereka dan lingkungan. Serta menanamkan kerja sama
itu jauh ke lubuk hati, baik tidaknya partner kerja saya hanya saya yang tahu,
dengan tanpa “copy-paste” hasil kerja samanya pada orang lain.
D. MANAJEMEN/PENGELOLAAN INSTITUSI
~ IMPLEMENTASI KEGIATAN DARI USULAN/PEMIKIRAN
Pada tanggal 20 Januari
2012 saya mendapatkan kesempatan untuk menjadi anggota senat fakultas, di
fakultas tempat jurusan saya bernaung, yakni: Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan
Keolahragaan. Selama menjadi anggota senat, tidak banyak usulan/pemikiran yang
dapat saya sumbangkan, namun usulan/pemikiran yang saya pernah berikan selama
saya menjabat adalah pengesahan Standar Operasional Prosedur Jurusan dan
Fakultas secepatnya. Agar jelas dimana nanti kita mencari acuan tentang segala
sesuatu yang akan dikerjakan atau dilaksanakan, baik di lingkungan jurusan atau
fakultas.
~ DUKUNGAN INSTITUSI
Institusi memberikan
dukungan penuh atas usulan/pemikiran yang saya ajukan, namun karena saya
merupakan tim gugus penjamin mutu di Jurusan Pendidikan Keolahragaan, serta tim
monitoring dan evaluasi di Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, maka
pihak institusi/Fakultas mendesak saya untuk merampungkan Standar operasional
prosedur Jurusan Pendidikan Keolahragaan, dan mereview kembali standar
operasional prosedur fakultas bersama tim, agar dapat disahkan dengan segera.
~ KENDALI DIRI
Manusia itu adalah
makhluk tuhan yang paling sempurna. Demikian sempurnanya sehingga manusia dapat
mengendalikan diri dalam kondisi apa pun, dimana pun ia berada, dan siapa pun
yang ia hadapi. Namun kendali diri ini bergantung dari kebiasaan beradaptasi dengan
lingkungan, dan manajemen emosi. Dalam lingkungan kerja, saya menemui 2 (dua)
karakter dalam 1 orang, misalnya atasan saya, dan dirinya sendiri. Di
tahun-tahun kemarin saya nyaris tidak bisa membedakan Antara atasan saya dan
dirinya sendiri, sehingga jika saya bermasalah dengan teman sejawat saya yang
memiliki jabatan, maka saya akan terbawa dengan emosi saya, sehingga kebaikan
apa pun yang disampaikan oleh orang tersebut, tidak akan ada nilainya bagi
saya, karena semua terdengar seperti kata-kata “menghardik”, “memaki” dan
“memojokkan” di telinga saya. Namun pada akhirnya saya belajar memperbaiki
diri, secara bertahap, mulai dari diri sendiri. Saya membiasakan diri untuk
memiliki anggapan, jika orang tidak senang sama saya, berarti itu adalah murni
karena saya yang tidak baik, jadi saya yang harus memperbaiki sikap dan
perilaku, bukan orang yang harus menerima saya apa adanya. Seperti kata
pepatah: MASUK KE KANDANG KAMBING, MENGEMBIK. MASUK KE KANDANG MACAN, MENGAUM.
Saya belajar, jika saya masuk ke kandang kambing, mengaum, maka kambing akan
takut dan sama sekali tidak mau mendekati saya, sekalipun fisik saya dalam
bentuk kambing, dan hal yang sama, jika saya masuk ke kandang macan, mengembik,
maka saya adalah santapan lezat, sekalipun fisik saya bentuknya macan. Saya
belajar kendali diri dari pepatah ini. Jadi, saya harus beradaptasi dengan
lingkungan, dan memanaj emosi saya, dalam kondisi apa pun, dimana pun saya
berada, dan siapa pun yang saya hadapi. Beranjak dari sini, saya pada akhirnya
mulai dapat membedakan, kapan saya berhadapan dengan atasan saya, dan harus
mendengarkan semua “ocehan”nya untuk kepentingan institusi, dan kapan saya
berhadapan dengan teman sejawat saya yang senang “Menguji” daya tahan hati
saya.
~ TANGGUNG JAWAB
Saya memiliki kelemahan
yang amat sangat fatal, yakni: pelupa. Untuk mengatasi kelemahan saya itu, saya
selalu menggunakan bantuan notes book untuk menulis apa saja tugas saya yang
harus saya selesaikan dan kapan deadline-nya. Karena saya terbiasa mengerjakan
3 (tiga) sampai (4) empat, bahkan 5 (lima) pekerjaan sekaligus. Saya menjadi
tergolong orang yang bisa santai sambil menunggu deadline. Santai pada awalnya
dan stress “tingkat dewa” pada akhirnya. Ini adalah kelemahan saya yang teramat
sangat fatal, setelah pelupa. Jika saya dalam kondisi stress seperti itu, saya
selalu mencari alasan yang kuat untuk keluar dari stress. Sebelumnya, cara saya
keluar dari rasa stress itu sangat tidak baik, yakni dengan beranggapan, bahwa
semua tugas ini hanyalah bentuk “hitam di atas putih”, yang penting selesai
saja, selebihnya pasti akan jadi dokumen “mati” di dalam lemari. Seiring waktu,
saya menemukan alasan yang lebih baik dari ini, bahwa: saya hanya bisa akan
baik dengan mengerjakan semua tugas saya, dengan penuh rasa tanggung jawab, entah tugas itu
benar-benar diperiksa atau sekedar di cek masuk atau tidak tugas tersebut,
sehingga saya sampai pada titik dimana saya selalu merasa diawasi oleh atasan
saya, sekalipun atasan saya tidak ada didekat saya. Ini bukan persoalan takut
pada atasan, tapi persoalan saya dan TANGGUNG JAWAB saya.
~ KETEGUHAN PADA PRINSIP
Prinsip saya selalu
berubah. Banyak teman-teman saya mengatakan, bahwa saya tergolong orang yang
kurang berpegang teguh pada prinsip. Karena prinsip saya selalu berubah dari
waktu ke waktu. Tapi, itulah saya, prinsip saya berubah. Sebenarnya bukan
berubah, tapi lebih ke arah KOKOH. Prinsip saya ibarat tiang beton rumah, jika
rumah saya kecil, maka tiang beton yang saya butuhkan itu kecil. Tapi jika saya
ingin merubah rumah saya menjadi lebih besar, atau bertingkat lantainya, maka
saya harus menambah jumlah dan/atau ukuran tiang beton. Demikian pula prinsip
saya, tidak berubah sepenuhnya, hanya ada perbaikan sesuai kematangan berpikir
yang saya miliki. Sebagai contoh: prinsip saya pada awalnya adalah kesuksesan
itu adalah hak mutlak saya, dan kesuksesan akan datang bersama kedewasaan.
Namun saat ini prinsip saya berubah, yakni: KESUKSESAN DAN KEDEWASAAN ITU
ADALAH PAKAIAN, SAYA HANYA AKAN MENGGUNAKANNYA SEWAKTU-WAKTU, JIKA DIPERLUKAN.
Prinsip saya ini kembali pada pepatah: MASUK KE KANDANG KAMBING, MENGEMBIK.
MASUK KE KANDANG MACAN, MENGAUM. Saya membawa prinsip saya ini kemana pun saya
pergi, dan siapa pun yang saya hadapi, apa pun yang saya kerjakan.
E. PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KEMAHASISWAAN
~ PERAN PADA KEGIATAN MAHASISWA
Peran pada kegiatan
mahasiswa telah dimulai sejak tahun 2011 hingga tahun 2014, saya berperan
sebagai penguji proposal skripsi, penguji skripsi baik di jurusan Pendidikan
Keolahragaan dan di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Sejak tahun 2011
hingga sekarang, saya juga berperan dalam pembimbingan Program Pengajaran di
Lapangan (PPL), PPL-1 dan PPL-2 mahasiswa di jurusan Pendidikan Keolahragaan
dan di Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Pada tahun 2012 saya turut
serta dalam kegiatan MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru) sebagai Anggota Seksi
MOtivasi dan Pembinaan Karakter di tingkat Universitas, dan sebagai Ketua Seksi
Acara dalam kegiatan MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa Baru)di tingkat fakultas.
Kemudian pada tahun 2013, saya pernah mengambil bagian dalam seleksi olahraga
mahasiswa tingkat universitas, sebagai ketua seksi pada seleksi cabang olahraga
bulutangkis.
~ IMPLEMENTASI PERAN
Berdasarkan kegiatan
mahasiswa yang telah jalani, yakni sebagai penguji proposal skripsi, penguji
skripsi, kemudian dalam pembimbingan Program Pengajaran di Lapangan (PPL),
PPL-1 dan PPL-2 mahasiswa, turut serta dalam kegiatan MOMB (Masa Orientasi
Mahasiswa Baru) sebagai Anggota Seksi Motivasi dan Pembinaan Karakter di tingkat
Universitas, dan fakultas, serta dalam seleksi olahraga mahasiswa tingkat
universitas, sebagai ketua seksi pada seleksi cabang olahraga bulutangkis. Saya
berusaha melaksanakan tugas saya dengan baik, namun tetap sebagai manusia saya
tidak luput dari kesalahan. Saya bukan hanya sedikit, tapi banyak, dan bukan
hanya terkadang, tapi sering, dalam pembimbingan saya sering tidak bisa
meluangkan waktu jika bimbingan saya datang untuk pembimbingan, karena waktu
dan kesempatan saya yang sedikit. Kehidupan pribadi kadang tidak bisa
dilepaskan ketika tugas sudah menanti (saya ibu dari tiga orang anak). Dalam
kegiatan MOMB saya pun berusaha dengan sebaik-baiknya, namun saya hanya bisa
bekerja dengan baik di tingkat fakultas, karena di tingkat universitas telah
banyak yang lebih baik dari saya kinerjanya, jadi saya memilih untuk focus di
MOMB fakultas. Untuk kegiatan seleksi cabang olahraga bulutangkis, saya
berusaha untuk mengkoordinir pelaksanaan kegiatan selama pertandingan
berlangsung, namun yang mengatur pertandingan, baik lapangan, peralatan,
perlengkapan dan wasit, adalah wakil ketua seksi.
~ INTERAKSI DENGAN MAHASISWA
Interaksi dengan
mahasiswa selain dalam proses
perkuliahan, juga saya lakukan dalam kegiatan pembimbingan akademik, ujian
proposal skripsi, pembimbingan skripsi, dan ujian skripsi. Selebihnya interaksi
dengan mahasiswa saya lakukan dalam sejumlah kegiatan seperti MOMB (Masa
Orientasi Mahasiswa Baru) dan/atau seleksi olahraga mahasiswa tingkat
universitas, dan selain sejumlah kegiatan yang berdasarkan tugas dalam
pekerjaan saya sebagai dosen. Saya melibatkan mahasiswa dalam kegiatan
penelitian Pengembangan Permainan Bola Kivol Sebagai Bentuk Olahraga Rekreasi
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo.
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk permainan serta panduan. Dalam
Panduan itu saya menamakan kami sebagai TIM MODIFIKASI. Buku panduannya belum
dapat diterbitkan, karena terhalang “KURS” dompet. Tapi saya akan mengusahakan
hasil karya kami TIM MODIFIKASI akan terbit pada tahun ini, dan akan
disosialisasikan kepada masyarakat, dan saya akan selalu berusaha melibatkan
mahasiswa dalam kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat saya ke depannya
nanti.
~ MANFAAT KEGIATAN
Manfaat kegiatan dimana
peran saya sebagai penguji proposal skripsi, dan penguji skripsi sejak
tahun 2011 hingga tahun
2014, adalah saya dapat memberikan masukan kepada mahasiswa untuk perbaikan
tulisan ilmiah mereka, serta menguji sampai dimana tingkat pemahaman mereka
tentang apa masalah yang mereka angkat untuk diberikan solusi melalui
penelitian. Demikian pula dalam pembimbingan Program Pengajaran di Lapangan
(PPL), PPL-1 dan PPL-2 mahasiswa di jurusan Pendidikan Keolahragaan dan di
Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Manfaat kegiatan tersebut bagi saya,
saya dapat mengasah kemampuan dalam membimbing mahasiswa yang memiliki beragam
karakter. Bagi mahasiswa, mereka dapat belajar bersabar untuk mengikuti alur
prosedur penyelesaian studi melalui
Program Pengajaran di Lapangan. Bagi institusi, lembaga memiliki
bibit-bibit lulusan yang bisa mengembangkan diri dengan baik, setelah mereka
lulus dan menjadi sarjana. Manfaat kegiatan MOMB (Masa Orientasi Mahasiswa
Baru) baik di tingkat universitas dan di tingkat fakultas, saya jadi kembali
belajar dan mengasah kemampuan berkomunikasi dan kerja sama yang saya miliki,
baik dengan teman sejawat atau pun mahasiswa. Manfaat kegiatan seleksi olahraga mahasiswa tingkat
universitas, sebagai ketua seksi pada seleksi cabang olahraga bulutangkis, saya
juga dapat mengasah kemampuan saya dalam system organisasi pertandingan
olahraga.
~Semoga Bermanfaat, Deskripsi Diri Yang “Ngelantur” ini~
~
Al-Qarni,
Aidh. 2001. La-Tahzan.
~
Departemen
Kesehatan. 1998. Indeks Massa Tubuh.
~
Dokumen
Pribadi. 2013. Instrumen Sertifikasi Dosen Deskripsi Diri.
~
KK
Dheeraj Production. 2013. Jokowi Film.
K2K Pictures.
~
Kurikulum
lama Shorinji Kempo.
~
Komite
Nasional Indonesia Pusat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
~
Sumardianta,
J. 2013. Guru Gokil Murid Unyu.
Yogyakarta; PT. Bentang.
~
Yang
Kucinta. Kumpulan Bacaan: Bagian Sapi Betina, nomor 207-216.
Langganan:
Postingan (Atom)
AKU, RUMAH BERANTAKAN, CENDOL, ISRAEL, PALESTINA (Bagian 2)
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kalian semua selamat serta beroleh rahmat dan berkah d...
-
Permainan basket taki merupakan suatu produk model pengembangan modifikasi permainan bola basket, yang dapat digunakan sebagai media pem...
-
2.1.1 Indeks Massa Tubuh Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah perbandingan tinggi-berat yang sering digunakan dalam bidang pengukuran....
-
Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Semoga kalian semua selamat serta beroleh rahmat dan berkah d...